MajmusSunda News-Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu, (16/2/2025)-Jika datang ke Kampung Cikiray Desa/Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pandangan pertama hampir setiap hari rumah-rumah di Kampung Cikiray dipenuhi kesibukan orang-orang yang menganyam
Tampak warga Kampung Cikiray terutama ibu-ibu, duduk teras rumah menjadi tempat menganyam kerajinan anyaman bambu. Banyak aneka anyaman bambu yang dihasilkan, sebut saja seperti tampah, bakul tradisional, keranjang parsel , kotak tisu, kotak air mineral hingga lampu hias.
Kerajinan anyaman bambu Cikiray tak hanya terkenal ditatanan lokal. Namun produk anyaman warga sudah dijual hingga ke berbagai kota di Indonesia. Bahkan, anyaman berbentuk hiasan lampu serta kotak tisu bambu sudah diekspor ke Jepang dan Malaysia.
“Produknya sudah ada yang diekspor sampai Jepang dan Malaysia. Tentu ini jadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Di samping secara finansial kebutuhan ekonomi masyarakat terpenuhi,” kata Iis Sulastri.
Seorang perajin yang juga ketua RT di Cikiray, Nandang Sutisna mengaku kegiatan menganyam bambu sudah turun temurun sejak ratusan tahun silam. Bahkan, di lokasi juga tersedia pelatihan anyaman bagi pemula.
“Tradisi anyaman bambu di Cikiray, sudah ratusan tahun ini mah turun temurun dari kakek buyut. Kita biasa menganyam belajar otodidak walau sekarang ada pelatihanya,” kata Nandang.
Perekonomian masyarakat terbantu dengan aktivitas menganyam ini. Kendati i untuk hasil yang maksimal dibutuhkan suntikan modal besar.
“Ya perhatian Pemerintah Kabupaten Tasik, ada lah. Kami tentu berharap ada permodalan lain. Menjaga keberlangsungan penganyam ini jadi tugas bersama. Supaya generasi kami bisa menyenangi anyaman kalau hasilnya baik,” kata Nandang Sutisna.
Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Tasikmalaya Dodi Ajat Sudrajat menegaskan Kampung Cikiray merupakan aset yang harus dilestarikan. Kampung ini mampu meningkatkan daya saing di sektor wisata dan perekonomian masyarakat.
“Di Kecamatan Salawu ada beberapa kedusunan termasuk di Neglasari ada juga anyaman. Nah, di Cikiray memang banyak warga yang menggeluti profesi sebagai penganyam,” kata Dodi.
Sekretaris Desa Salawu, Iis Sulastri menjelaskan mayoritas warga Kampung Cikiray bekerja sebagai perajin anyaman bambu. Pemuda hingga lansia di kampung itu tetap produktif menganyam.
Produknya imbuh Iis sudah ada yang diekspor sampai Jepang dan Malaysia. Tentu ini jadi kebanggaan tersendiri bagi kami. Di samping secara finansial kebutuhan ekonomi masyarakat terpenuhi,” kata Iis Sulastri.
“Ya sekitar 90 persen lebih penduduknya sebagai penganyam bambu. Ada 600 kepala keluarga lebih yang menetap, dan hampir semua jadi penganyam bambu,” kata Iis, kepada wartawan, Rabu
Akibat keunikanya, Kampung Cikiray jadi salah satu bagian desa wisata. Pelancong bisa datang ke kampung untuk membeli langsung kerajinan tangan. Kesenian tradisional tutunggulan dan angklung disiapkan untuk menyambut para wisatawan.
“Karena karakteristik keunikanya, kampung ini jadi bagian desa wisata yang kami siapkan. Kemarin juga ada kunjungan dariJogja. Alhamdulillah makin dikenal,” kata Iis
Judul: Anyaman Bambu Kampung Cikiray -Salawu Mengalir Hingga ke Jepang
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS