MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Selasa (27/05/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Cadangan Beras Kokoh, Produksi Jangan Anjlok” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Cadangan beras pemerintah adalah stok beras yang disimpan oleh pemerintah untuk digunakan dalam situasi darurat atau kebutuhan khusus. Tujuan dari cadangan beras pemerintah adalah pertama, menjaga ketersediaan beras. Cadangan beras pemerintah dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat dalam situasi darurat, seperti bencana alam atau kekurangan pasokan.

Kedua, mengatur harga beras. Cadangan beras pemerintah dapat digunakan untuk mengatur harga beras di pasar, sehingga dapat membantu menjaga kestabilan harga dan mencegah inflasi. Ketiga, mengantisipasi krisis. Cadangan beras pemerintah dapat digunakan untuk mengantisipasi krisis pangan atau kekurangan pasokan beras, sehingga dapat membantu menjaga kestabilan sosial dan ekonomi.
Cadangan beras pemerintah biasanya disimpan oleh lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengatur ketersediaan pangan, seperti Perum Bulog di negara kita. Dengan memiliki cadangan beras yang cukup, pemerintah dapat membantu menjaga kestabilan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Cadangan beras perlu tetap terjaga dan terpelihara.
Cadangan beras Pemerintah akan kokoh, sekiranya produksi beras dapat terus ditingkatkan. Sebab, tanpa produksi yang meningkat cukup signifikan, tidak mungkin cadangan beras Pemerintah akan kokoh. Itu sebabnya, Pemerintah sangat berkepentingan untuk menggenjot produksi setinggi-tingginya, agar produksi beras tidak anjlok.
Saat ini, cadangan beras Pemerintah bisa dikatakan sedang kokoh. Panen raya kali ini, ternyata mampu meningkatkan produksi beras cukup signifikan. Sampai panen raya berakhir, diproyeksikan cadangan beras Pemerintah dapat menembus angka 4 juta ton. Hal ini benar-benar merupakan prestasi yang membanggakan sekaligus mengukir sejarah baru dalam perberasan nasional.
Salah satu faktor penting yang membuat cadangan beras Pemerintah meningkat sangat signifikan, karena suksesnya penyerapan gabah petani oleh Perum Bulog. Dengan kerja keras dan kerja cerdas segenap Keluarga Besar Perum Bulog bersama para pemangku kepentingan dunia perberasan, serapan gabah dalam panen raya kali ini meningkat cukup menggembirakan.
Jarang-jarang dalam panen raya Perum Bulog mampu menyerap gabah petani hingga mendekati angka 2 juta ton. Padahal, rata-rata serapan gabah petani omeh Perum Bulog, hanya berkisar antara 1 – 1,2 juta ton. Kenaikan serapan gabah hampir dua kali lipat ini, tentu sajq mendapat apresiasi Pemerintah yang telah meminta Perum Bulog selaku operator pangan untuk menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya.
Lebih menarik untuk dijadikan bahan perbincangan secara mendalam adalah proyeksi Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang memprediksi produksi beras secara nasional tahun 2025 mencapai 34,6 juta ton. Angka ini jauh lebih tinggi dari proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang memprediksikan produksi beras nasional sebesar 32,5 jura ton.
Terlepas mana yang lebih tepat diantara kedua proyeksi diatas, baik USDA atau BPS, namun kita meyakini produksi beras secara nasional, dijamin akan lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tahun lalu yang hanya mencapai 30,4 juta ton. Itu sebabnya, menjadi cukup rasional, bila sampai pada kesimpulan, Pemerintahan Presiden Prabowo memang betul mampu meningkatkan produksi beras.
Bahkan ada pihak-pihak tertentu yang menyatakan sebenarnya saat ini Indonesia sudah mampu menggapai swasembada beras lagi. Dengan menggunakan indikator produksi yang meningkat cukup signifikan, semakin kokohnya cadangan beras Pemerintah dan ditetapkannya penyetopan impor beras, persyaratan swasembada beras sudah dapat dipenuhi Pemerintah.
Sebetulnya upata mengokohkan cadangan beras pemerintah dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, meningkatkan stok beras. Pemerintah dapat meningkatkan stok beras dengan membeli beras dari petani atau meningkatkan produksi beras dalam negeri. Kedua, pengelolaan stok yang baik. Pemerintah perlu mengelola stok beras dengan baik, termasuk memantau kualitas beras, mengatur rotasi stok, dan melakukan perawatan yang tepat untuk menjaga kualitas beras.
Ketiga, infrastruktur penyimpanan yang memadai. Pemerintah perlu memastikan bahwa infrastruktur penyimpanan beras memadai, termasuk gudang yang bersih, kering, dan aman untuk menyimpan beras. Keempat, sistem pengawasan yang ketat. Pemerintah perlu memiliki sistem pengawasan yang ketat untuk memantau stok beras, mencegah kehilangan atau pencurian, dan memastikan bahwa beras yang disimpan sesuai dengan standar kualitas.
Kelima, perencanaan yang matang. Pemerintah perlu memiliki perencanaan yang matang untuk mengelola cadangan beras, termasuk memprediksi kebutuhan beras, mengatur distribusi, dan mengantisipasi situasi darurat. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, pemerintah dapat mengokohkan cadangan beras dan memastikan bahwa cadangan beras dapat digunakan secara efektif untuk menjaga kestabilan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam mengelola cadangan beras Pemerintah, tugas Perum Bulog yang utama adalah mengelola stok beras. Perum Bulog bertanggung jawab untuk mengelola stok beras pemerintah, termasuk membeli, menyimpan, dan mendistribusikan beras. Selanjutnya,menjaga kualitas beras.Perum Bulog perlu menjaga kualitas beras yang disimpan, termasuk memantau kondisi penyimpanan, melakukan perawatan yang tepat, dan memastikan bahwa beras yang disimpan sesuai dengan standar kualitas.
Kemudian, mengatur distribusi beras. Perum Bulog bertanggung jawab untuk mengatur distribusi beras kepada masyarakat, termasuk menentukan sasaran distribusi, mengatur jumlah beras yang didistribusikan, dan memastikan bahwa beras didistribusikan secara efektif.
***
Judul: Cadangan Beras Kokoh, Produksi Jangan Anjlok
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi