2025 Tanpa Impor Beras, Keren!

oleh: Ir. Entang Sastraatmadja

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Minggu (26/10/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “2025 Tanpa Impor Beras, Keren!” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengatakan dalam waktu setahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bersama Kabinet Merah Putihnya, Indonesia berhasil untuk tidak impor beras. Padahal, tahun lalu Indonesia impor beras sebanyak 4,52 juta ton. Catatan kritisnya adalah apakah hal ini terjadi karena tahun lalu, kita impor beras besar-besaran ?

Ya, jujur diakui tahun 2024, bangsa ini impor 4,5 juta (ton). Dengan angka impor yang cukup spektakuler, ditambah dengan produksi beras dalam negeri yang berlimpah tahunn ini, maka cadangan beras Pemerintah praktis menjadi sangat tinggi, sehingga stok di Bulog mencapai 3,8 juta. Kita tidak impor, stok 3,8 juta ton.

Jadi, cukup masuk akal berdasar data tersebut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berani sampaikan sampai Desember kita tidak impor. Artinya, kita sudah swasembada beras. Persoalan berikutnya adalah bagaimana dengan kualitas swasembada yang kita capai ? Apakah swasembada beras berkelanjutan atau swasembada beras yang sifatnya ‘on trend’ ?

Swasembada beras berkelanjutan adalah kemampuan suatu negara atau wilayah untuk memproduksi beras yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Ini berarti bahwa produksi beras harus stabil, efisien, dan ramah lingkungan, serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa mengandalkan impor.

Beberapa indikator swasembada beras berkelanjutan antara lain :
– Produksi beras yang stabil. Produksi beras yang stabil dan meningkat secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
– Efisiensi penggunaan sumber daya. Penggunaan sumber daya yang efisien, seperti air, tanah, dan pupuk, untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak lingkungan.
– Kualitas beras yang baik. Produksi beras yang berkualitas baik dan aman untuk dikonsumsi.
– Kemandirian pangan. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri tanpa mengandalkan impor.
– Dukungan kebijakan. Dukungan kebijakan pemerintah yang konsisten dan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi beras dan mencapai swasembada beras.

Swasembada beras berkelanjutan memiliki beberapa manfaat, seperti :
– Meningkatkan ketahanan pangan. Swasembada beras dapat meningkatkan ketahanan pangan suatu negara dan mengurangi ketergantungan pada impor.
– Meningkatkan kesejahteraan petani. Swasembada beras dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
– Mengurangi dampak lingkungan. Swasembada beras dapat mengurangi dampak lingkungan yang terkait dengan impor beras.

Namun, mencapai swasembada beras berkelanjutan juga memiliki beberapa tantangan, seperti :
– Perubahan iklim. Perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi beras dan meningkatkan risiko kekeringan dan banjir.
– Keterbatasan sumber daya. Keterbatasan sumber daya, seperti air dan tanah, dapat mempengaruhi produksi beras.
– Peningkatan permintaan. Peningkatan permintaan beras dapat mempengaruhi ketersediaan beras dalam negeri.

Oleh karena itu, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu bekerja sama untuk meningkatkan produksi beras, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan mengembangkan kebijakan yang berkelanjutan untuk mencapai swasembada beras yang berkelanjutan.

Sedangkan swasembada beras “on trend” merujuk pada pencapaian swasembada beras yang bersifat sementara atau tidak berkelanjutan. Istilah ini menggambarkan situasi di mana swasembada beras hanya bersifat jangka pendek dan tidak stabil karena beberapa alasan, seperti :
– Ketergantungan pada faktor eksternal, seperti impor atau kondisi cuaca yang tidak stabil
– Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten atau tidak berkelanjutan
– Kurangnya investasi di sektor pertanian yang menyebabkan produksi beras tidak meningkat secara signifikan
– Dampak perubahan iklim, yang dapat mempengaruhi produksi beras dan menyebabkan swasembada beras tidak berkelanjutan

Dalam konteks ini, swasembada beras on trend berbeda dengan swasembada beras berkelanjutan, yang memerlukan upaya untuk meningkatkan produksi beras secara stabil dan efisien melalui investasi di sektor pertanian, pengembangan kebijakan yang berkelanjutan, dan penerapan teknologi pertanian modern.

Namun begitu, swasembada beras 2025 di Indonesia masih memiliki tantangan keberlanjutan karena beberapa faktor. Meskipun pemerintah menargetkan swasembada beras tanpa impor pada 2025, para ahli memperingatkan bahwa capaian ini mungkin tidak berkelanjutan karena beberapa alasan :

– Ketergantungan pada impor besar tahun sebelumnya. Stok beras yang melimpah pada 2025 sebagian besar berasal dari impor signifikan pada 2024, sehingga keberlanjutan swasembada beras menjadi pertanyaan.

– Keterbatasan struktural. Produksi padi nasional masih menghadapi beberapa tantangan, seperti:
– Konsentrasi produksi di Jawa sebesar 55,8%
– Ketergantungan pada kondisi alam
– Produktivitas stagnan dengan pertumbuhan hanya 0,13%
– Penurunan luas sawah yang ditanami
– Disparitas produksi antardaerah

Untuk mencapai swasembada beras berkelanjutan, pemerintah perlu melakukan beberapa hal, seperti :
1. Meningkatkan investasi di sektor pertanian. Investasi pada sektor pertanian dapat membantu meningkatkan produksi beras dan mengurangi ketergantungan pada impor.

2. Mengembangkan kebijakan yang berkelanjutan. Kebijakan pemerintah yang konsisten dan berkelanjutan dapat membantu meningkatkan produksi beras dan mencapai swasembada beras yang berkelanjutan.

3. Mengurangi ketergantungan pada faktor eksternal. Mengurangi ketergantungan pada impor dan faktor eksternal lainnya dapat membantu meningkatkan stabilitas produksi beras dalam negeri.

4. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Penggunaan teknologi pertanian presisi, sistem irigasi yang efektif, dan alsintan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian.
Semoga demikian adanya.

***

Judul: 2025 Tanpa Impor Beras, Keren!
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *