MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (13/09/2025) – Tim Riset Yayasan Buana Varman Semesta (YBVS) yang didampingi oleh sesepuh dan pengurus Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) mempresentasikan hasil penelitian terbaru mengenai Gunung Sembung sebagai hulu sejati Sungai Citarum berdasarkan naskah kuno Bujangga Manik. Acara berlangsung pada Jumat (12/09/2025) di Gedung Utama Gedung Sate, Ruang Halimun, mulai pukul 13.30 hingga 17.00 WIB.
Presentasi ini dihadiri oleh perangkat pemerintah Provinsi Jawa Barat, antara lain Asisten Daerah Perekonomian (ASDA II) dan Pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Kehutanan, Dinas Sumber Daya Air, dan Dinas Perekonomian, serta Dinas Bina Marga.

Pada tahap sosialisasi permulaan setelah menyelesaikan tahap penelitian, YVBS telah bermitra dua kali dengan Prodi Pendidikan Bahasa Sunda UPI melalui dosennya Prof. Dr. Chye Retty Isnendes untuk memperkenalkan Gunung Sembung, secara langsung di lapangan pada kurang lebih 80-an mahasiswanya. Dalam kegiatan tersebut, disokong oleh pinisepuh MMS, Laksamana TNI (Purn) Dr. Ade Supandi, S.E., M.A.P. Beliau sangat antusias menyambut kegiatan tersebut.
Acara dibuka secara resmi oleh ASDA II, H. Sumasna, S.T., MUM yang menekankan pentingnya penelitian berbasis naskah kuno untuk memperkaya pengetahuan sejarah dan mendukung pengelolaan lingkungan di Jawa Barat.

Setelah pembukaan, temuan riset dipaparkan oleh Gelar Taufiq Kusumawardhana selaku perwakilan tim riset. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan pembacaan filologis atas naskah Bujangga Manik serta analisis spasial, Gunung Sembung diyakini sebagai titik awal Sungai Citarum, berbeda dengan lokasi yang selama ini dikenal di Situ Cisanti.
Salah satu bait penting dari naskah Bujangga Manik menegaskan posisi Gunung Sembung sebagai hulu Sungai Citarum:
“Beteng bogoh ku sakitu. Saa(ng)gesing milang gunung. Sale(m)pang ti Panenjoan. Sacunduk ka Gunung Se(m)bung. Eta hulu na Citarum. Di ina aing ditapa. Sa(m)biyan ngerenan palay. Tehering puja nanggraha. Puja na(pu) mugu-mugu. Tehering na(n)jerken li(ng)ga. Tehering ni(y)an hareca. Tehering ni(y)an sakakala. Ini tu(n)juken sakalih. Tu(n)juken nu ka pa(n)deri. Maring aing pa(n)tég hanca.” (Naskah Bujangga Manik, Bait 1277–1294; ed. A.J. West, 2021).
Tim Riset, juga menegaskan bahwa Gunung Sembung memiliki kontinuitas historis sejak abad ke-15 hingga awal abad ke-19. Nama Gunung Sembung tercatat konsisten dalam peta-peta VOC maupun peta kolonial era Daendels dan Raffles. Kekacauan baru muncul dalam peta Junghuhn, yang keliru menuliskan “Semboeng” menjadi “Gamboeng.” Kekeliruan tersebut terus berlanjut dalam berbagai peta berikutnya, hingga berubah menjadi “Gambung Sedatapa“, “Gambung Sedaningsih” dan akhirnya dikenal sebagai “Gunung Artapela.”


Di akhir sesi, Tim Riset memberikan tiga rekomendasi penting kepada perangkat pemerintah yang hadir, yaitu:
1. Memperjuangkan status Gunung Sembung sebagai hulu Citarum sebagai bagian dari upaya konservasi dan revitalisasi Sungai Citarum.
2. Memperjuangkan aspek toponimi Gunung Sembung agar kembali dicatat dalam peta modern, terutama oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) ─ dulu Bakosurtanal.
3. Menindaklanjuti riset ini ke tahap survei pemetaan dan sistem informasi geografis, termasuk dokumentasi fotografi dan videografi, sehingga hasil penelitian filologis dan kartografis dapat diperkuat dengan data lapangan.
Selain Gelar Taufiq Kusumawardh, S.Pd., M.Hum (Ketua), tim riset juga melibatkan Karguna Purnama Harya, S.Pd., M.Hum (Kepala Bidang Pendidikan), Refi Syaeful Firmansyah, S.Pd. (Bendahara), dan Ara Sinatria (Pengurus-dokumentasi), juga pembina akademis Prof. Dr. Chye Retty Isnendes, S.Pd., M.Hum. Sementara dari DPKLTS dihadiri oleh Bambang P. Nugroho dan Luki Lukman.

Penelitian ini diharapkan membuka perspektif baru dalam melihat sejarah Citarum, sekaligus memberikan masukan penting bagi kebijakan tata kelola air, infrastruktur, dan lingkungan hidup di Jawa Barat.
Dalam pertemuan tersebut, H. Sumasna, S.T., MUM., menyimak dengan seksama, mengapresiasi dan menanggapi hasil presentasi, serta menyambut baik rekomendasi yang disampaikan oleh Yayasan Buana Varman Semesta (YBVS) yang dinilai selaras dengan visi misi Gubernur Jawa Barat yang menaruh perhatian sangat besar terhadap masalah-masalah lingkungan.
***
Judul: Tim Riset Yayasan Buana Varman Semesta (YBVS) Paparkan Temuan Gunung Sembung sebagai Hulu Citarum
Kontributor: Karguna Purnama Harya/Varman Institute
Editor: Chye Retty Isnendes/Gelar Taufiq Kusumawardhana