MajmusSunda News, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/08/2025) – Tokoh nasional Dr. Dewi Motik Pramono, M.Si., secara resmi membuka acara “Perayaan Hari Kebaya Nasional Tahun 2025” di Rumah Budaya HMA, Puncak, Kabupaten Bogor. Acara perayaan yang diselenggarakan oleh Rumah Budaya HMA ini sekaligus juga membuka acara “Pameran Lukisan Melly Kemala Winta”.
Hadir pada acara ini Kepala Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3KAB) Provinsi Jawa Barat (Juga menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat) yang mewakilI Gubernur Jawa Barat, yakni dr. Siska Gerfianti, Sp.DLP., M.H.Kes.

Juga hadir Prof. Dr. Srinala Praditha Afiansyah Rechza, F.W., Ph.D., Maharaja Kutai Mulawarman Kalimantan Timur dan Dra. Elly Yuniarti, M.S., M.M, Ratu Kedatuan Basemah Sriwijaya Nisa Sumatera Bagian Selatan.

Acara yang dimulai pada pukul 08.30 WIB yang diawali dengan penyambutan tamu/undangan VIP oleh Bunda Halimah Munawir didampingi Ketua Umum Asosiasi Ecoprint Indonesia (AEPI) Jawa Barat dengan pengalungan selempang foto Rumah Budaya HMA. Selanjutnya tamu tersebut diantar menuju Galery Rumah Budaya HMA sambil disuguhi nyanyian angklung dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kabupaten Bogor.

Dalam Sambutannya, Dewi Motik Pramono, M.Si., menyampaikan bahwa jika seorang ibu mau maju dan mau hebat maka itu semua tergantung kepada diri kita sendiri. Kalau ingin menjadi perempuan yang canggih dan betul-betul amanah, pada zaman yang semakin maju dengan keberadaan Information Technology (IT), Artificial Intelligence (AI), dan segala macamnya maka yang paling penting adalah karya nyata dulu. Itu baru nomor satu dan diperlukan bangsa kita pada saat ini, sejak 80 tahun lalu merdeka.

“Orang kalau mau ngomong apa juga, kalau karya nyata kita benar, fakta nyata memang itu benar, bahwa itu benar. Tapi kalau kita berkarya, mengarang berhebat-hebat, bohong-bohongan, orang juga akan mengetawain,” ungkap Dewi Motik.
Lebih lanjut, Dewi Motik menyampaikan bahwa dia sudah mengenal dan menghargai Halimah sejak masih muda.
“Saya sudah kenal Halimah 30 tahun. Dia selalu ngomong, ‘saya menulis buku’. Saya lihat bukunya. Saya lihat apa yang dibuat. Dia buat rumah ini. Dia kasih lihat apa adanya. Dari rumah keluarga untuk budaya dan saya ketemu sama anak-anak sekeliling sini untuk belajar budaya, belajar apapun juga yang berhubungan dengan kebudayaan daerah Jawa Barat ini. Oleh karena itu saya hadir ke sini,” ujar Dewi Motik.
Menurut Dewi Motik, negara kita tidak akan maju kalau semua yang kita miliki hanya imitasi, hanya imajinasi, tidak berkarya.
“Saya ingin kan ibu-ibu berkarya nyata. Saya terlalu banyak melihat, begitu banyak acara-acara hanya buka-tutup. Saya gak suka itu,” tambah Dewi Motik.
Tokoh wanita Indonesia itu mengatakan bahwa kalau masuk partai itu amanah. Dulu yang dilakukannya adalah berkarya dan terus berkarya. Dia tidak selalu sukses dan merasa banyak kekurangannya. Namun, dia selalu mau belajar.
“Jadi Bu Halimah, saya ke sini menunjukkan saya amanah. Kalau hanya janji-janji saja, buat apa. Janji itu adalah sesuatu yang berat sekali. Oleh karena itu saya hadir di sini, kalau tidak nanti ditunggu Tuhan di akherat. Karena itu saya tahu. Saya ke sini hanya untuk Bu Halimah dan semua teman-teman di sini. Percayalah, kalau kita bersatu, tidak ada yang bisa mengalahkan kita,” ujar Dewi Motik dengan penuh semangat.
Menutup sambutannya, Dewi Motik menyampaikan bahwa di Indonesia saat ini banyak sekali hoax daripada faktanya, ”Semoga kita diberikan presiden yang amanah, diiringi dengan iman dan takwa, seluruh pemimpin di negara kita. Menyongsong HUT RI ke-80 negara kita, mari kiita bergandengan tangan bersama.”

Dr. (HC) Halimah Munawir atau akrab disapa Bunda Halimah ini merupakan owner dan pembina Rumah Budaya HMA yang juga sebagai salah satu Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dalam sambutannya menyampaikan bahwa dia membangun kantung budaya di bawah kaki Gunung Pangrango secara mandiri dan penuh luka-liku. Bahkan, banyak orang yang mengatakan, “You are crazy, tempatnya jauh dari angkutan umum.”

“Rumah Budaya HMA memiliki visi misi, bukan hanya melestarikan dan mengembangan budaya, melainkan juga dapat menjadi tempat edukasi, serta wisata alam budaya. Sebagai tempat tujuan belajar budaya, baik senitari, angklung, maupun membatik. Rumah Budaya HMA memiliki pengajar-pengajar yang handal dan menyiapkan penginapan dengan kapasitas 50-60,” ujar Bunda Halimah.


Lebih lanjut Bunda Halimah menyampaikan bahwa Rumah Budaya HMA tadinya merupakan Rumah Singgah.
“Rumah Singgah keluarga sebagai vila, tetapi ketika isu merebaknya kawin kontrak di puncak dan kebutuhan keluarga juga karena keluarga kami juga pengusaha juga, kami jarang ke sini sehingga kami sepakat untuk dijadikan rumah budaya HMA,” tambah Bunda Halimah.


Menutup sambutannya, Bunda Halimah menyampaikan bahwa Lukisan-Lukisan yang dipamerkan merupakan karya Anggota Rumah Budaya HMA. Mereka sudah keliling dunia.
“Hasil karya dari Kang Arigado, Kang Yudi, gendong, membatik, menari, mudah-mudahan tahun 2025 ke depannya terus bangkit,” pungkas Bunda Halimah penuh harap.

Acara ditutup dengan Parade Berkebaya AEPI dengan diiringi alunan angklung dari IWAPI DPC Kabupaten Bogor, Line Dance persembahan AEPI dengan diiringi angklung Lagu Neng Geulis, Menari Tari Nusantara (medley), dan LiIne Dance R&F.
Setelah seluruh rangkaian acara, tamu/undangan VIP melihat pameran di tangga menuju tempat pameran lukisan dan juga produk Ecoprinting.
***
Judul: Rumah Budaya HMA: Dewi Motik Pramono Buka Perayaan Hari Kebaya Nasional Tahun 2025
Jurnalis: Asep Zaenal Mustofa (AZM)
Editor: Jumari Haryadi
***