MajmusSunda News, Rubrik OPINI, Minggu (31/08/2025) – Esai berjudul “Presiden, Luruskan Negara!” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Saudaraku, kami merindukan perubahan, tetapi tidak ingin penunggangan oleh kepentingan gelap. Indonesia telah berulang kali menjadi kelinci percobaan dunia, laboratorium eksperimen yang berdarah dan menghancurkan.
Dunia mencatat luka-luka itu dalam kosakata global: “the Jakarta Method“, istilah yang menandai rekayasa penggulingan rezim, pengingat pahit bahwa bangsa ini pernah dijadikan objek, bukan subjek, sejarahnya sendiri.

Namun, luka eksternal itu hanyalah separuh kenyataan. Di dalam negeri, arah bangsa kian melenceng dari kepatutan. Salah urus berulang, dilembagakan oleh aparat yang tidak hanya tak kompeten tetapi juga culas.
Prabowo tampak menaruh niat tulus untuk membangun negeri, tetapi niat itu sering tersangkut dalam kelemahan tata kelola. Suara dan pilihan, visi dan implementasi, kerap berselisih sehingga kebijakan yang lahir dari niat baik kehilangan konsistensi dan arah.
Lingkaran sekeliling presiden dipenuhi penggembira dan pemanfaat oportunis yang hadir bukan untuk memperkuat, tetapi menumpang. Mereka tidak memiliki kapasitas teknokratis untuk menerjemahkan kebijakan menjadi tindakan nyata. Maka negara ini tersudut di antara dua bahaya: risiko penunggangan dari luar dan kehancuran manajemen dari dalam.
Dalam pusaran pelik itu, keberanian menjadi satu-satunya jalan keluar. Prabowo harus menapak jalan lurus, menyingkirkan penghambat, mengganti pengikut yang lemah dengan mereka yang mampu. Seorang presiden yang terus terkungkung dalam lingkaran kecil yang mengerdilkannya, bukan hanya gagal menuntun bangsa; ia akan dihancurkan oleh lingkaran itu sendiri.
Negeri ini membutuhkan lebih dari niat tulus. Ia membutuhkan arah yang jelas, kepemimpinan yang mampu menembus kebobrokan birokrasi, dan keberanian menghadapi risiko.
Kami menunggu langkah nyata, keberanian yang mampu mengembalikan Indonesia ke jalan yang lurus—bukan jalan mudah, bukan jalan nyaman, tetapi jalan yang benar.
***
Judul: Presiden, Luruskan Negara!
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang penulis
Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.
Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.
Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.
Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.
***