Mendikdasmen : Kurikulum Merdeka ke Depan, Penerapannya Belum Merata Kami Akan Kaji Dulu

Prof. Abdul Mu'ti mengatakan, Kurikulum Merdeka memang saat ini sudah diterapkan menjadi kurikulum nasional, namun penerapannya belum merata.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti berpidato usai serah terima jabatan dengan Mendikbudristek periode 2019-2024 Nadiem Makarim di Jakarta, Senin (21/10/2024). (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

MajmusSundaNews- Jakarta, Kamis, (24/10/2024)-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen)  Prof Abdul Mu’ti  mengatakan, Kurikulum Merdeka memang saat ini sudah diterapkan menjadi kurikulum nasional, namun penerapannya belum merata.

Oleh karena itu, Prof. Mu’ti ingin mengkaji terlebih dahulu terkait penerapan Kurikulum Merdeka. “Jadi kita lihat lah, kita tidak akan buru-buru mengambil kebijakan. Apalagi memang ada polemik yang sekarang ini juga memang masih terus terjadi di masyarakat,” kata Abdul Mu’ti

Ia menuturkan akan mengkaji pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang baru diterapkan pada akhir Maret 2024 lalu.

Prof Abdul Mu’ti menambahkan pihaknya tidak akan terburu-buru untuk dalam mengambil kebijakan terutama beberapa hal yang saat ini menjadi polemik di masyarakat. Termasuk terkait penerapan kurikulum.

“Kami juga harus mengkaji ya, ini kan masih baru kan, kurikulum ini kan masih baru,” kata Prof. Mu’ti di Kantor Kemendikbud, Senin (21/10/2024).

Sementara itu, Pelaksana tugas Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yogi Anggraena menilai masih ada tantangan yang harus dilewati Kemendikbud Ristek untuk membuat penerapan Kurikulum Merdeka menjadi 100 persen.

Tantangan tersebut antara lain adanya daerah yang belum terpapar informasi dan ada daerah yang belum ada sinyal.

“Inilah yang menjadi tantangan kita,” kata Pelaksana tugas Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yogi Anggraena melalui keterangan tertulis, Jumat (2/8/2024).

Pelaksana tugas Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yogi Anggraena menilai masih ada tantangan yang harus dilewati Kemendikbud Ristek untuk membuat penerapan Kurikulum Merdeka menjadi 100 persen.

Tantangan tersebut antara lain adanya daerah yang belum terpapar informasi dan ada daerah yang belum ada sinyal.

“Inilah yang menjadi tantangan kita,” kata Pelaksana tugas Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Yogi Anggraena melalui keterangan tertulis, Jumat (2/8/2024).

Data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebutkan, hampir seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Nasional (BSKAP) Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo.

“Jadi semua hampir semua SMA menerapkan Kurikulum Merdeka,” kata Anindito dikutip dari akun Instagram @beasiswaosc, Senin (5/8/2024).

Jika dihitung secara keseluruhan, kata pria yang akrab disapa Nino ini sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 95 persen.

 

Judul: Mendikdasmen : Kurikulum Merdeka ke Depan, Penerapannya Belum Merata Kami Akan Kaji Dulu
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *