Luput dari Pantauan Media, Ternyata Daerah “Paling Pancasila” di Bandung Ada di Cicadas. Inilah Faktanya

Penulis: Anto Ramadhan

Tjakra Irawan,ST., MM, Lurah Kelurahan Cicadas Kota Bandung (Foto: Anto Ramadhan)

MajmusSunda News, Senin (9/6/2025) – Artikel ini ditulis oleh Anto Ramadhan, alumni jurusan Sejarah Fakultas Sastra (FIB) UNPAD, juga Pengurus Ika Sadaya (Sastra dan Budaya) FIB Unpad.

Anto Ramadhan (Foto: Koleksi Pribadi)

Kelurahan Cicadas Kecamatan Cibeunying Kidul  merupakan salah satu bagian wilayah Barat Kota Bandung dengan memiliki luas lahan sebesar 55 Ha. Secara Astronomis terletak pada 107,63303 BT-107,641722 BT dan 6,901094 LS – 6,911275 LS.

Menurut data kependudukan kota Bandung, daerah Cicadas ini kepadatan penduduknya mencapai lebih dari 13.000 jiwa per kilometer persegi. Sehingga, konon, Cicadas masuk dalam 10 besar kampung terpadat di dunia dan 5 besar terpadat di Asia Tenggara. Pernah terjadi beberapa tahun lalu, salah seorang warganya meninggal, dan untuk mengeluarkan keranda beserta jenazah dari rumahnya harus melewati genting.

Cicadas pernah berjuluk “Negara Beling”, seiring perkembangan zaman daerah Cicadas mengalami perkembangan pesat. Berbagai julukan negatif lambat laun hilang terkikis dan bermetamorfosis ke julukan positif, menjadi daerah kreatif, inovatif, bahkan ada yang menyebut sebagai daerah “ter-pancasila”, karena secara mengejutkan ada fakta bahwa beberapa nama Gang di Cicadas sejak akhir tahun 60 -70 an  dan sampai sekarang memakai nama jalan dengan simbol simbol sila yang ada di Pancasila.

Jalan Gg. Bintang di wilayah kelurahan Cicadas (Foto: Anto Ramadhan)

Beberapa tahun ke belakang Cicadas sempat viral akibat ulah warganya yang menyulap  sebuah gang (jalan kecil  Red.) menjadi kampung kreatif. Julukan “gang sarebu punten” ( Sebuah ungkapan kiasan untuk menggambarkan daerah kumuh, sempit dan padat penduduknya, sehingga tiap langkah orang harus berkata “punten” jika kebetulan lewat kawasan ini) dilukis menjadi hiasan hiasan tiga dimensi. Yang dilukis bukan hanya dinding dan tembok, tapi jalan ber-aspal sepanjang gang tersebut dengan berbagai lukisan permainan anak, seperti ular tangga, sonlah, jebakan betmen dan berbagai lukisan tiga dimensi lainya dengan hasil lukisan seolah olah nyata.

Bulan Juni tahun 2025 ini, berdasarkan laporan peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, beberapa kota di Indonesia menonjol dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila melalui praktik nyata, kebijakan, dan partisipasi masyarakat. Meskipun tidak ada gelar resmi “Kota Paling Pancasila”, kota-kota tersebut antara lain Magelang, Kuningan termasuk Kota Bandung, dianggap sebagai teladan berdasarkan komitmen ideologis, akar historis,inovasi program,dan capaian kongkret. Husus Kota Bandung unik karena punya “modal historis” yang tidak dimiliki kota lain yakni Penjara Banceuy dan Konferensi Asia Afrika 1955.

Berdasarkan analisis mendalam terhadap praktik, kebijakan, dan partisipasi masyarakat Kota Bandung dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, ditinjau dari komitmen pemerintah, inovasi program, akar historis, dan tantangan kontemporer, Bandung layak dianggap sebagai salah satu kota yang “dinamis” merepresentasikan semangat Pancasila.

Jalan Gg. Beringin di wilayah kelurahan Cicadas (Foto: Anto Ramadhan)

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan melalui pendekatan ” Living Ideology” menekankan Pancasila sebagai “ruh spiritual dan moral” yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekadar hafalan. Ia mengkritik birokrasi yang legalistik tanpa moralitas dan mendorong keadilan berbasis “kepatutan” (equilibrium), bukan sekadar kesetaraan.

Beredar luas di medsos, ada pegiat Pesbuk yang mengunggah status tentang daerah yang dianggap “paling pancasila”. Disebut kan bahwa di daerah Cicadas tepat nya di jalan Asep Berlian ada nama gang yang memakai simbol simbol dari lima sila pancasila. Gang tersebut adalah Gang. Banteng, Gang. Rantai, Gang Padi Kapas, Gang. Beringin, Gang. Perisai, Gang. Bintang dan Gang. Garuda, serta Gang Proklamasi.

Disebutkan pula bahwa menurut sesepuh serta tokoh2 setempat, penamaan nama gang dari simbol 2 pancasila tersebut bertujuan memutus “dominansi” Partrai Komunis saat itu (th 1960an sd awal th70an) . Sebelumnya gang tersebut ada berberapa yg memakai nama tokoh2 PKI.Konon setelah ditetapkannya  Hari Kesaktian Pancasila, maka para sesepuh dan pemuka agama serta ABRI (TNI,Red) setempat, berhasil berembuk dan sepakat mengganti nama gang tersebut dgn nama Simbol2 Pancasila. Pada waktu itu muncul nama Sugeng Sumarsono pensiunan Kavaleri sebagai ketua RK (Rukun Kampung) yaitu salah satu warga yang ikut menginstruksikan perubahan nama gang tersebut.

Jalan Gg. Rantai di wilayah kelurahan Cicadas (Foto: Anto Ramadhan)

Menanggapi kembali viralnya Cicadas sebagai  daerah “Paling Pancasila”, Lurah Cicadas Tjakra Irawan mengatakan sejak dia memimpin kewilayahan Cicadas dari tahun 2022 sampai sekarang telah banyak melakukan terobosan inovasi kreatif terhadap warganya. Pola ” Rembug Warga ” telah berhasil dicanangkan untuk merangsang kreatifitas warganya.

Menurutnya “Desa Hantu” yg dilaksanakan di Gang. Banteng dengan penonton “membludak” yang sempet viral juga di medsos adalah buah kreatifitas warganya terutama pemudanya.

“Penonton membludak kamana mana!, ” katanya antusias.

“Ini memberi bukti bahwa filosofi sila Pancasila bisa di wujudkan oleh masyarakat, terutama pemuda nya,” lanjutnya

Lurah Tjakra menyebutkan filosofi dari penamaan sila sila yang ada di gang gang diharapkan bisa meresap ke kehidupan sehari-hari.

Warga juga dilatih simulasi kebakaran dalam program “Cegah Bencana. Untuk mencegah stunting ada juga program kebersihan dengan di bentuknya  istilah JOKO yang artinya Pojok Roko dan ZORO (Zona Roko),” ujarnya.

“Masyarakat tong ngaroko di rumah, tapi dikasih spot spot husus,” terang Tjakra.

Dia juga menambahkan akan berusaha mengganti julukan negatif daerah Cicadas, dengan membuat program sesuai dengan simbol simbol positif dari penamaan gang di daerahnya, sehingga stigma negatif tentang “Cicadas Sadis” berubah menjadi “Cicadas  Pancasilais”. (Anto Ramadhan)

 

***

 

Judul: Luput dari Pantauan Media, Ternyata Daerah “Paling Pancasila” di Bandung Ada di Cicadas. Inilah Faktanya
Penulis: Anto Ramadhan
Editor: Asep Ruslan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *