Dokter Agus Hadian Rahim Dimakamkan di Cikutra: Ilmuwan Tulang Belakang yang Mengabdi Tanpa Henti

“Ilmu itu bukan milik kita, tapi titipan untuk dibagikan. Selama kita mengajar, kita hidup dalam ingatan orang lain.” — Mengenang semangat dr. Agus Hadian Rahim

Jenazah almarhum dr. Agus Hadian Rahim dibawa ke tempat pemakaman setelah diturunkan dari ambulance - (Sumber: AZM)
Jenazah almarhum dr. Agus Hadian Rahim dibawa ke tempat pemakaman setelah diturunkan dari ambulance - (Sumber: AZM)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (04/10/2025) – Suasana haru menyelimuti Blok C Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung. Setelah salat Asar, sekitar pukul 16.14 WIB, jenazah Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT (K) Spine, M.Epid, M.H.Kes., M.M. dimakamkan diiringi doa serta linangan air mata dari pihak keluarga, sahabat, dan rekan sejawat. Sosok dokter yang dikenal rendah hati dan berdedikasi tinggi dalam dunia kesehatan itu berpulang meninggalkan jejak pengabdian yang dalam.

Prosesi pemakaman dihadiri oleh sejumlah tokoh kesehatan dan kolega dekat. Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Azhar Jaya, S.H., S.K.M., MARS, hadir mewakili Menteri Kesehatan. Dalam sambutannya, dr. Azhar mengenang almarhum sebagai sosok tenaga kesehatan yang tidak pernah berhenti mengabdi. Bahkan, setelah almarhum memasuki masa pensiun.

Prosesi pemakaman almarhum dr. Agus Hadian Rahim - (Sumber: AZM)
Prosesi pemakaman almarhum dr. Agus Hadian Rahim – (Sumber: AZM)

“Beliau orang baik, banyak berjasa dalam memberikan pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit. Walau sudah pensiun, beliau tetap mengajar dan membimbing mahasiswa kedokteran. Saya yakin ilmunya akan terus mengalir meski beliau telah tiada,” ujar dr. Azhar dengan nada haru.

“Kepada keluarga, semoga diberi keikhlasan. Percayalah, ini adalah yang terbaik menurut Allah,” tambah dr. Azhar.

Almarhum Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT (K) Spine, M.Epid, M.H.Kes., M.M.
Almarhum Dr. dr. Agus Hadian Rahim, Sp.OT (K) Spine, M.Epid, M.H.Kes., M.M. – (Sumber: Arie/MMSN)

Dari pihak keluarga, dr. Widi, putra almarhum, menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh hadirin dan memohon doa agar sang ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

“Kami ingin Bapak bebas dari urusan dunia. Doakan kami menjadi anak-anak yang saleh, yang terus mendoakan Bapak. Semoga amal ibadah dan jariah beliau terus mengalir dan beliau ditempatkan di surga,” tutur dr. Widi dengan nada lirih.

Sementara itu, dr. Iwan Abdul Rachman, Sp.An., KNA., M.Kes., Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, menyebut bahwa kepergian dr. Agus meninggalkan duka mendalam bagi dunia medis.

“Beliau bukan hanya rekan kerja, tetapi juga guru dan panutan. Banyak yang telah beliau berikan untuk RSHS dan dunia kesehatan di Indonesia. Mari kita doakan agar Allah SWT mengampuni segala kekurangannya dan menempatkannya di tempat terbaik,” ungkap dr. Iwan, “Atas nama seluruh civitas hospitalia RSHS, kami juga menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih atas segala jasa dan dedikasi beliau,” pungkasnya.

Ilmuwan Tulang Belakang dan Pendidik Jiwa Seutuhnya

Dr. Agus Hadian Rahim dikenal luas sebagai ahli bedah tulang belakang yang mumpuni, pendidik sejati, dan ilmuwan yang berdedikasi tinggi. Ia merupakan dokter spesialis ortopedi dan traumatologi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, sekaligus konsultan tulang belakang dengan gelar akademik M.Epid (Magister Epidemiologi) dan FICS (Fellow of the International College of Surgeons).

Kiprah dr. Agus tak hanya di ruang operasi, tetapi juga di ruang kuliah dan berbagai forum ilmiah. Ia dikenal menanamkan nilai keseimbangan antara ilmu dan empati, serta menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam perawatan tulang belakang. Ia juga aktif berbagi ilmu melalui seminar, pelatihan, dan publikasi ilmiah, serta mendorong pentingnya literasi anatomi dan pencegahan cedera tulang belakang.

Direktur Jenderal Kesehatan Kemenkes Lanjutan bersama dengan Direktur Medik dan Keperwatan RSHS serta beberapa pejabat lainnya berphoto bersama seusai pemakaman Almarhum Dr. dr. Agus Hadian Rahim - (Sumber: AZM)
Direktur Jenderal Kesehatan Kemenkes Lanjutan bersama dengan Direktur Medik dan Keperwatan RSHS serta beberapa pejabat lainnya berphoto bersama seusai pemakaman Almarhum Dr. dr. Agus Hadian Rahim – (Sumber: AZM)

Bagi banyak mahasiswa dan rekan sejawat, beliau bukan sekadar dosen atau kolega, melainkan mentor yang sabar dan inspiratif. Ketekunannya dalam meneliti dan mengajar menjadikan sosoknya dihormati di kalangan tenaga medis Indonesia.

“Beliau adalah contoh nyata bahwa seorang epidemiolog tidak harus berada di balik meja statistik. Ia bisa berada di ruang operasi, ruang kuliah, dan di tengah masyarakat. Ilmunya hidup, dan akan terus mengalir,” ujar perwakilan Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Jawa Barat.

Jejak yang Tak Pernah Padam

Hingga akhir hayatnya, dr. Agus tetap aktif mengajar dan memberi kontribusi di berbagai kegiatan ilmiah. Ia dikenal memiliki prinsip bahwa ilmu bukan hanya untuk menyembuhkan, tetapi juga untuk mencegah dan memberdayakan. Sebagai anggota PAEI, ia turut memperjuangkan pentingnya pendekatan berbasis data dalam pelayanan kesehatan.

Pada kesempatan tersebut, salah satu sahabat dr. Agus yaitu Asep Zaenal Mustofa, S.K.M., M.Epid., yang juga Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya dan pengelola MajmusSunda News, turut hadir mengantarkan kepergian almarhum.

“Kami kehilangan sahabat, guru, dan teladan. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan menjadi ahli surga,” ucap Asep.

Asep Zaenal Mustofa, Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya (kiri) bersama Hartono, S.K.M., M.Kes., Direktur Layanan Operasional RS Mata Cicendo Bandung - (Sumber: AZM)
Asep Zaenal Mustofa, Direktur Utama PT Majmu Musti Sundaya (kiri) bersama Hartono, S.K.M., M.Kes., Direktur Layanan Operasional RS Mata Cicendo Bandung – (Sumber: AZM)

Kini, sosok dr. Agus Hadian Rahim mungkin telah pergi, namun semangat dan warisan ilmunya akan terus hidup di hati para murid, rekan sejawat, dan masyarakat yang pernah disentuh oleh pengabdiannya.

“Mengabdi dengan ilmu, menginspirasi dengan keteladanan.” Begitulah jejak dr. Agus — seorang dokter, pendidik, sekaligus pejuang kemanusiaan yang telah menyalakan cahaya ilmu bagi generasi penerus bangsa.

***

Judul: Dokter Agus Hadian Rahim Dimakamkan di Cikutra: Ilmuwan Tulang Belakang yang Mengabdi Tanpa Henti
Jurnalis: AZM
Editor: Jumari Haryadi

Selamat HUT TNI
Advertorial

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *