CESS Unpad Dokumentasikan Kekayaan Fauna di Kawasan Kampus Unpad Jatinangor

CESS Unpad
Dr. Susanti Withaningsih, M. Si., dengan buku Biodiversity Fauna Kawasan Unpad Jatinangor (Foto Dadan Triawan)Dr. Susanti Withaningsih, M. Si., dengan buku Biodiversity Fauna Kawasan Unpad Jatinangor (Foto Dadan Triawan)

MajmusSunda News – Jatinangor, Sabtu (25/10/2025) – CESS Unpad melalui para dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran telah menyusun buku berjudul Biodiversity Fauna Kawasan Unpad Jatinangor yang memuat hasil dokumentasi 115 jenis satwa yang hidup di kawasan kampus bagian utara Unpad Jatinangor. Buku yang akan segera terbit ini menjadi langkah strategis Unpad dalam memperkuat komitmen terhadap prinsip Green Campus serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-15, Life on Land.

Adalah Dr. Susanti Withaningsih, M.Si., bersama peneliti dan asisten peneliti di Center for Environment and Sustainability Science (CESS) Unpad, yaitu Fakhrur Rozi dan Bilhaq Fahmi Ilmi, menyusun buku ini sebagai upaya menggali dan merekam kekayaan fauna yang hidup di kawasan kampus. Penyusunan dilakukan melalui kolaborasi antara dosen, mahasiswa, peneliti, dan alumni yang tergabung dalam Departemen Biologi FMIPA, Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio), serta CESS Unpad. Penerbitan buku ini turut didukung oleh Pusat Keselamatan, Keamanan, dan Ketertiban Lingkungan (K3L) Unpad dan Sekolah Pascasarjana.

“Selama bertahun-tahun, hasil pengamatan lapangan menyatakan bahwa Unpad memiliki kekayaan fauna yang cukup tinggi, namun informasi ini belum pernah terdokumentasi secara menyeluruh,” kata Susanti ketika diwawancara.

Buku ini memuat beragam jenis fauna yang berhasil direkam di kawasan kampus bagian utara Unpad Jatinangor, meliputi 10 mamalia, 33 burung, 26 herpetofauna, dan 46 serangga. Sejumlah di antaranya termasuk spesies langka dan dilindungi, seperti Kukang Jawa (Nycticebus javanicus) yang berstatus critically endangered serta Elang Ular Bido (Spilornis cheela) yang tercantum dalam CITES Appendix II (tidak boleh diperdagangkan).

“Meskipun berada di kawasan pendidikan yang terus berkembang, kampus ini masih memiliki area hijau yang luas. Kombinasi vegetasi alami dan buatan menciptakan mosaik habitat yang mendukung keberadaan berbagai spesies,” jelas Susanti.

Proses penyusunan buku dilakukan oleh dosen, mahasiswa, dan alumni Unpad serta mitra konservasi lokal melalui pengamatan lapangan siang dan malam hari dengan metode standar ekologi, seperti point count untuk burung, visual encounter survey untuk reptil dan amfibi, serta sweeping dengan insect net untuk serangga. Data yang dikumpulkan diverifikasi melalui literatur ilmiah dan basis data biodiversitas internasional seperti IUCN Red List, CITES, dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/Setjen/KUM.1/12/2018.

Lebih lanjut, Susanti menjelaskan bahwa tantangan terbesar dalam proses observasi adalah keterbatasan waktu pengamatan lapangan, terutama untuk mendeteksi spesies nokturnal seperti Kukang Jawa. Selain itu, diperlukan ketelitian tinggi untuk memastikan akurasi identifikasi karena beberapa spesies memiliki kemiripan morfologi dan memerlukan verifikasi dari ahli taksonomi.

“Ke depan, saya berharap ada perhatian lebih besar terhadap upaya pelestarian fauna kampus. Saya juga berencana untuk bekerja sama dengan NGO dalam memasang penanda agar pergerakan dan daya jelajah kukang dapat dipantau secara berkelanjutan, sehingga keberadaannya tetap terjaga di kawasan Unpad,” ujar Susanti.

Susanti menyampaikan bahwa pesan utama dari penerbitan buku ini adalah mengajak seluruh sivitas akademika dan masyarakat untuk memulai pelestarian keanekaragaman hayati dari lingkungan terdekat. Melalui buku ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk menghargai, menjaga, dan melindungi keberadaan fauna kampus, karena keberlanjutan lingkungan bergantung pada keseimbangan ekosistemnya.

“Kita tidak harus pergi ke taman nasional untuk melihat keindahan dan pentingnya satwa liar, kampus tempat kita belajar pun menyimpan kehidupan yang luar biasa,” kata Susanti.

Saat ini, buku Biodiversity Fauna Kawasan Unpad Jatinangor telah melalui proses revisi berdasarkan masukan dari para editor, yakni Prof. Dr. Erri N. Megantara dan Prof. Johan Iskandar, M.Sc., Ph.D., dan tengah diajukan untuk memperoleh ISBN sebelum diterbitkan oleh Unpad Press. Buku ini akan tersedia bagi publik secara gratis melalui laman resmi K3L Unpad, sehingga dapat diakses oleh siapa pun yang ingin mempelajari keanekaragaman hayati di lingkungan kampus.

Judul: CESS Unpad Dokumentasikan Kekayaan Fauna di Kawasan Kampus Unpad Jatinangor
Jurnalis: Asep GP
Editor: Parkah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *