“Calutak”

oleh: Ir. Entang Sastraatmadja

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Senin (15/03/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “”Calutak”” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

“Calutak” dalam bahasa Sunda memang bisa memiliki konotasi negatif, dan jika digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang, terutama yang lebih tua, bisa dianggap tidak sopan atau kurang hormat. Dalam budaya Sunda, seperti banyak budaya lainnya di Indonesia, menghormati orang yang lebih tua adalah nilai yang sangat penting.

Ir. Entang Sastraatmadja, penulis – (Sumber: tabloidsinartani.com)

Menggunakan kata-kata yang sopan dan penuh hormat saat berbicara dengan atau tentang orang yang lebih tua adalah bagian dari etika dan norma sosial yang dijunjung tinggi. Jadi, penting untuk menggunakan bahasa dengan bijak dan penuh pertimbangan, terutama dalam interaksi dengan orang yang lebih tua.

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa berperilaku “calutak” (tidak sopan atau tidak hormat) kepada orang yang lebih tua:
Pertama, kurangnya pendidikan etika. Seseorang mungkin tidak diajarkan atau tidak memahami pentingnya menghormati orang yang lebih tua dalam budaya atau lingkungan mereka.

Kedua, sikap pemberontakan. Beberapa orang mungkin merasa bahwa mereka perlu menunjukkan kemandirian atau menentang otoritas dengan berperilaku tidak sopan kepada yang lebih tua. Ketiga, kurangnya kesadaran akan usia dan pengalaman. Seseorang mungkin tidak menyadari atau tidak menghargai pengalaman dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh orang yang lebih tua.

Keempat, pengaruh lingkungan. Lingkungan atau pergaulan seseorang bisa mempengaruhi perilaku mereka terhadap orang yang lebih tua. Jika lingkungan mereka tidak menanamkan nilai-nilai hormat kepada yang lebih tua, maka perilaku “calutak” bisa menjadi kebiasaan.

Kelima, kurangnya empati. Seseorang mungkin tidak dapat memahami atau merasakan bagaimana rasanya berada di posisi orang yang lebih tua, sehingga mereka tidak menyadari dampak dari perilaku mereka.
Keenam, perbedaan generasi. Perbedaan nilai dan norma antara generasi bisa menyebabkan kesalahpahaman atau perilaku yang dianggap tidak sopan oleh generasi yang lebih tua.

Menghormati orang yang lebih tua adalah nilai yang penting dalam banyak budaya, karena mereka memiliki pengalaman, kebijaksanaan, dan kontribusi yang berharga bagi masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai hormat ini dalam interaksi sehari-hari.

Mendidik seseorang agar tidak berperilaku “calutak” (tidak sopan atau tidak hormat) kepada orang yang lebih tua memerlukan pendekatan yang holistik dan konsisten. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan :

1. Menanamkan nilai-nilai hormat. Ajarkan anak-anak tentang pentingnya menghormati orang yang lebih tua sejak dini. Beritahu mereka tentang nilai-nilai seperti kesabaran, kebijaksanaan, dan pengalaman yang dimiliki oleh orang yang lebih tua.

2. Memberikan contoh yang baik. Orang tua dan pendidik harus menjadi contoh yang baik dalam menghormati orang yang lebih tua. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, jadi pastikan Anda menunjukkan perilaku yang hormat dan sopan kepada orang yang lebih tua.

3. Mengajarkan etika dan sopan santun. Ajarkan anak-anak tentang etika dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang yang lebih tua. Beritahu mereka tentang cara berbicara, bersikap, dan berperilaku yang sopan dan hormat.

4. Menghargai pengalaman dan kebijaksanaan. Beritahu anak-anak tentang pengalaman dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh orang yang lebih tua. Ajarkan mereka untuk menghargai dan memanfaatkan pengalaman tersebut.

5. Menggunakan cerita dan contoh. Gunakan cerita dan contoh untuk mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghormati orang yang lebih tua. Beritahu mereka tentang tokoh-tokoh yang dihormati dalam sejarah atau budaya karena kebijaksanaan dan pengalaman mereka.

6. Mengembangkan empati. Ajarkan anak-anak untuk mengembangkan empati dan memahami perspektif orang lain. Beritahu mereka untuk membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi orang yang lebih tua dan memahami kebutuhan dan perasaan mereka.

7. Menggunakan disiplin yang positif. Jika anak-anak berperilaku tidak sopan atau tidak hormat, gunakan disiplin yang positif untuk mengajarkan mereka tentang perilaku yang tepat. Beritahu mereka tentang konsekuensi dari perilaku mereka dan ajarkan mereka untuk meminta maaf dan memperbaiki perilaku mereka.

8. Mengembangkan hubungan yang baik. Bangun hubungan yang baik dengan orang yang lebih tua dan ajarkan anak-anak untuk melakukan hal yang sama. Beritahu mereka tentang pentingnya memiliki hubungan yang baik dengan orang yang lebih tua dan memanfaatkan pengalaman mereka.

Dengan menggunakan pendekatan yang holistik dan konsisten, mestinya kita dapat membantu anak-anak mengembangkan perilaku yang hormat dan sopan kepada orang yang lebih tua.

***

Judul: “Calutak”
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *