MajmusSundaNews-Masa sulit saat Pemerintahan Soekarno dan pertama Ukar Bratakusuma menjadi Rektor ITB (1959) ada beberapa hal langkah yang sangat penting dihadapinya.
Pertama mengosongkan tanah kampus ITB yang dihuni oleh keluarga prajurit TNI sejak tahun 1950 dan kedua merampungkan perumahan di Jl. Sangkuriang yang disediakan untuk para dosen ITB, Rumah itu dibangun dengan bantuan Bank Industri Negara (sekarang Bapindo)
“Kesulitan ITB yang terberat waktu itu ialah kekurangan dana dan berpengaruh buruk pada perkuliahan. Gedung-gedung kuliah tidak mencukupi, begitu pula kelengkapan laboratorium,” kenang Ukar seperti yang ditulis M. Al Asrar dalam bukunya Seorang Pejuang dan Pelopor Pertambangan.
Pendapatan dosen yang kurang atau kecil kata Ukar sangat berpengaruh kepada ketenangan mereka menjalankan tugasnya. Untuk menambah biaya hidupnya, banyak dosen yang secara sembunyi-sembunyi melakukan pekerjaan di luar kampus, malah sampai ke Jakarta.
Guna melakukan penertiban sambil memperhatikan kesulitan keuangan para dosen, Ukarpun memutuskan, para dosen diperkenankan bekerja di luar kampus untuk kepentingan sendiri, dengan harapan selain memperoleh pendapatan tambahan, juga menambah pengalaman sebagai ahli yang meningkatkan mutu kuliahnya.
Izin diberikan kata Ukar, setelah dosen yang bersangkutan dengan persetujuan dekan-nya, menentukan jadwal tetap untuk menjalankan tugasnya di Institute.
“Sebagian penerimaan dari luar disetorkan ke satu dana yang digunakan untuk meringankan beban keuangan dari sejawatnya yang tidak menerima pendapatan tambahan. Lembaga affiliasi, yang bertindak serupa dengan suatu badan usaha di bidang teknik diaktifkan, hasilnya menambahkan keuangan ITB, sebagian dimasukan ke dalam dana kesejahteraan pegawai, termasuk dosen,” jelas Ukar seperti yang ditulis dalam buku yang sama.
Judul: Masa-masa Sulit ITB 1959 Terberat Kekurangan Dana, Ukar Bratakusuma Berhasil Mengatasinya
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS