MajmusSunda News – Bandung, Minggu (09/11/2025) – HaikuKu Indonesia Perlu Regenerasi. Begitu kira-kira yang dapat dicatat pada Hari Jadi HaikuKu ke-11 yang digelar Sabtu (8/11/2025) di Gedung Indonesia Menggugat, Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung. Walaupun diselenggarakan secara sederhana, suasananya sangat meriah dan banyak penampil mengisi acara.

Di antaranya pembacaan puisi oleh Rachman Sabur, Vinny Soemantri, dan Deddy Koral; Baca Puisi & Haiku oleh Senny Suzan Alwasilah, Imas Utami Lokayanti, dan E. Eka Kasmana, dipandu oleh Ade Kurniasih. Selain itu ada sesi “Menceritakan Sejarah & Haiku” oleh Supardiyono Sobirin. Para senior pun turut tampil dalam sesi Membaca Haiku seperti Achmad Jusnadi, Logo Situmorang (putra penyair Sitor Situmorang), Asep Somantri, dan Helmansyah Moeis.

Untuk penampilan musik, hadir Pergelaran Musik Balada oleh Ulii DO, Ipit Saefidler Dimyati, serta Trigger Ballad (Ganjar Noor, Woko Elsaad & Anton Wiryawan). Ada juga gelaran tari oleh Risyani (Meditasi Tari), serta Nina Lydia & Dida Margana (Purwa Jiwa). Kado lukisan diberikan oleh Bank Zoel. Acara dipandu Nina Raymala, dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Qariah Luzi Misbah, dan ditutup dengan menyanyi bersama yang diiringi keyboardist Dodi Bacheo.

Hadir pula Presiden HaikuKu Diro Aritonang, Acep Zamzam Noor, Etty RS, Suryadisastra, Dodi Kiwari, Asep Berlian, Heni Kinasihan, Mochamad Ridho Easy, dan lainnya. Penasehat HaikuKu Indonesia, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang diharapkan hadir memberi orasi budaya, tidak dapat datang karena kesibukan, namun mengutus perwakilan. Ketua DPRD Jabar, Dr. Bucky Wibawa Karya Guna (Bucky Wikagoe), juga tidak dapat hadir dan mengirimkan karangan bunga sebagai tanda dukungan.

Sebagaimana kita tahu, haiku merupakan salah satu jenis puisi khas Jepang yang mendunia. Puisi ini singkat, indah, dan memiliki aturan dalam pembuatannya. Haiku terdiri dari 3 baris dengan pola 5-7-5 suku kata, serta mengandung unsur kigo (kata yang melambangkan musim/alam) dan kireji (kata pemotong atau penghubung). Selain itu, haiku yang baik harus memuat unsur perasaan penulis—yang disebut kanji rasa. Haiku modern merupakan pengembangan dari puisi hokku oleh Masaoka Shiki pada akhir abad ke-19.

Haiku digemari di Indonesia karena keunikannya. Menurut Helmansyah Moeis, Wakil Ketua Panitia HUT ke-11, haiku dapat melatih kepekaan terhadap lingkungan sekitar, terutama alam. “Kepekaan itu yang harus dilatih,” jelas alumnus Fakultas Hukum Unpad ini.

Meskipun haiku berasal dari tradisi Jepang, HaikuKu Indonesia mendorong anggotanya menciptakan haiku yang mengakar pada nilai seni, bahasa, tradisi, budaya, serta kearifan lokal Indonesia.

HaikuKu Indonesia lahir pada 7 November 2014. Hanya dalam dua tahun sudah memiliki lebih dari 10.000 anggota dan terus bertambah. Pada usia ke-11 ini, Helman menyebut bahwa HaikuKu sudah menghasilkan hampir seratus antologi haiku. Namun, produktivitas menurun karena banyak penulis senior yang sudah sepuh atau berpulang. Karena itulah HaikuKu Indonesia Perlu Regenerasi.

“Di bawah kepemimpinan Kang Diro, HaikuKu sangat progresif. Tapi sekarang, kondisinya mulai kurang aktif. Perhelatan ini diharapkan bisa mengaktifkan kembali HaikuKu, membuka kelas intensif, menggali kreativitas, dan menjaring anak muda untuk regenerasi,” pungkas Helman.
Judul: HaikuKu Indonesia Perlu Regenerasi di Usia ke-11
Jurnalis: Asep GP
Editor: Parkah












