MajmusSunda News, Kolom Artikel/Opini, Selasa (14/10/2025) – Artikel Serial Tropikanisasi dan Kooperatisasi berjudul “Jaringan CGU: Revolusi Pendidikan Koperasi Nasional Kerajaan Pandawa” ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan Rektor IKOPIN University Bandung.
Tokoh: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Kerajaan Pandawa; Menteri Koperasi Kerajaan Pandawa; Rektor-Rektor PTN/PTS Seluruh Kerajaan Pandawa; Universitas Koperasi Tumaritis (Focal Koordinator CGU); Mahasiswa CGU Program Pengayaan 1 Tahun; Digital Twin Mohammad Hatta & Ki Hadjar Dewantara, dan; Semar & Punakawan sebagai Tim Monitoring Nasional.
Latar: Rapat Koordinasi Nasional CGU (Cooperative Grant University) di Kampus Universitas Koperasi Tumaritis; Kampus-kampus mitra CGU dari seluruh Kerajaan Pandawa; Desa-Desa Lokasi Praktik Mahasiswa, dan; Dashboard Digital Monitoring Nasional.

SELINGAN LAGU: “Hari Merdeka”
https://www.youtube.com/clip/UgkxGhamYJPW1u4lEwfjWRU0nAfdJ6qdPSVD
Prolog: Dari Land Grant ke Cooperative Grant
NARATOR: Sejarah mencatat Land Grant University (LGU) di Amerika Serikat berhasil memerdekakan petani dari kebodohan melalui grant tanah pemerintah. Kini, Kerajaan Pandawa meluncurkan revolusi pendidikan: Cooperative Grant University (CGU) – grant jejaring pengetahuan untuk memerdekakan koperasi!
(Visualisasi jejaring CGU menyebar di peta Kerajaan Pandawa)
Rektor Universitas Koperasi Tumaritis:
“Sebagai focal koordinator CGU,kami siap mengkoordinasikan pengembangan jejaring nasional 10 universitas inti, 50 universitas mitra, dan 1000 koperasi desa!”
Menteri Koperasi Kerajaan Pandawa:
“Bila AS memberi grant tanah untuk pertanian,kita beri grant jejaring untuk pendidikan dan pemgembangan koperasi! Program pengayaan satu tahun dari asal SDM sudah sarjana ini akan jadi turbocharger pembangunan koperasi!”
Babak 1: Anatomi Jejaring Pengetahuan CGU Di Kampus Universitas Koperasi Tumaritis:
(Rapat koordinasi nasional CGU)
Sistem Percepatan Cgu: Program Pengayaan 1 Tahun untuk sarjana S1 berbagai bidang; Kurikulum Intensif 5 pilar keilmuan koperasi; Magang Intensif 6 bulan di 1000 koperasi desa, dan; Sertifikasi Nasional melalui platform network digital terintegrasi.
Struktur Jejaring: Focal Point: Universitas Koperasi Tumaritis; 10 Regional Hubs: Universitas inti pengembangan regional; 50 Implementation Nodes: Universitas mitra pelaksana, dan; 1000 Living Labs: Koperasi desa merah putih di seluruh Pandawa.
Digital Twin Mohammad Hatta:
“Brilliant! Grant jejaring pengetahuan lebih berkelanjutan daripada grant tanah! Ilmu tak pernah habis, malah bertambah ketika dibagi!”
Babak 2: Roadmap Akselerasi 2026-2045
Target Produksi Sarjana Koperasi:
2026: 5.000 peserta → 2027: 5.000 sarjana
2028: 12.500 sarjana → 2029: 20.000 sarjana
2030: 30.000 sarjana → 2045: 250.000 sarjana
SEMAR: (Menganalisis dashboard digital)
“Untuk 80.000 koperasi desa@ 7 sarjana = 560.000 sarjana. Dengan CGU, target tercapai tahun 2045!”
Perbandingan Sejarah: · LGU AS (1862): Grant tanah → AS raksasa pertanian→raksasa industri, militer dan perdagangan; CGU Pandawa (2026): Grant jejaring → Pandawa raksasa koperasi→ketahanan pangan→kemajuan ekonomi→ sejahtera lahir batin.
Babak 3: Implementasi Berbasis Jejaring
KELAS INTENSIF JARINGAN CGU:
MAHASISWA PENGAYAAN MULTIDISIPLIN:
SARJANA PERTANIAN:”Saya terapkan teknologi dengan nilai koperasi!”
SARJANA TEKNOLOGI:”Saya kembangkan platform koperasi digital!”
SARJANA EKONOMI:”Saya transformasikan teori individual menjadi collective action!”
SARJANA PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT: “Saya bangkitkan semangat kemandirian dan gotong royong berbasis keunggulan lokal”.
MODEL PEMBELAJARAN: 6 bulan teori melalui platform digital terintegrasi; 6 bulan magang di koperasi desa jaringan CGU; Project based learning selesaikan masalah riil koperasi
Babak 4: Dampak Sistemik Jejaring CGU
DASHBOARD MONITORING NASIONAL:
2027: 5.000 sarjana → 700 koperasi terdampingi
2030:30.000 sarjana → 4.300 koperasi profesional
2045: 250.000 sarjana → 35.700 koperasi berdaya saing
Koperasi Desa Merah Putih Pandawa:
“Dengan pendampingan sarjana CGU, kami bisa akses pasar digital, kelola keuangan profesional, dan tingkatkan kesejahteraan anggota!”
Petani Anggota Koperasi:
“Anak muda sarjana sekarang mau turun ke desa, bikin koperasi kami jadi modern dan profesional!”
Babak 5: Menuju Pandawa Emas 2045
DIGITAL TWIN KI HADJAR DEWANTARA:
“Pendidikan memerdekakan dalam skala nasional! CGU mewujudkan sistem koperasi yang terdigitalisasi dan terjejaring!”
MENTERI PENDIDIKAN TINGGI PANDAWA
“CGU adalah terobosan: efisien karena menggunakan existing resources, efektif karena langsung menyentuh akar rumput, berdampak sistemik karena berbasis jejaring!”
PROYEKSI 2045: 250.000 sarjana koperasi profesional; 35.700 koperasi desa berdaya saing global; Kontribusi koperasi terhadap PDB > 25%, dan; Pandawa menjadi referensi koperasi dunia.
Epilog: Warisan Untuk 100 Tahun Merdeka
SEMAR: (Dengan bangga memandang dashboard)
“Anak-anakku…CGU mewarisi semangat LGU untuk memerdekakan, namun dengan pendekatan kekinian: grant jejaring pengetahuan, bukan grant tanah!”
SABDA PAMUNGKAS DALANG:
Dengarlah segenap penonton, sejarah pendidikan berulang. Land Grant University di AS memerdekakan petani dari kebodohan dan ketertinggalan. Kini Cooperative Grant University memerdekakan koperasi dari ketergantungan. Grant tanah AS lahirlah pertanian modern. Grant jaringan Pandawa lahirlah koperasi pemerdekaan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
Dari Tumaritis sebagai poros, berjejarlah 10 universitas inti, berkembanglah 50 universitas mitra, dan bersinarlah 1000 koperasi desa.
5.000 sarjana tahun 2027; 30.000 sarjana tahun 2030; 250.000 sarjana tahun 2045 menjadi tulang punggung Pandawa Emas.
Mohammad Hatta tersenyum lihat akselerasi. Ki Hadjar bangga lihat pendidikan terjejaring. Semar lega lihat kearifan jadi sistem nasional.
Untuk Pandawa Emas 2045; Yang berdaulat, mandiri, berkepribadian; Berdiri di atas koperasi profesional pemerdekaan; Berkat CGU, berkat gotong royong nasional!
(Cahaya emas menyinari peta jejaring CGU yang menyatukan seluruh Kerajaan Pandawa)
BERSAMBUNG KE EPISODE: “KOPERASI PANDAWA DIGITAL NUSANTARA: MENYATU DALAM PLATFORM”
Narasi ini menyatukan konsep CGU sebagai evolusi dari Land Grant University, menekankan pada grant jejaring pengetahuan sebagai terobosan pendidikan koperasi yang scalable dan sustainable menuju Indonesia Emas 2045.
***
Noted:
Tropikanisasi adalah sebuah konsep transformatif yang merujuk pada proses mengangkat, memulihkan, dan memodernisasi kekayaan tropis—baik dalam pangan, budaya, ekonomi, maupun spiritualitas—sebagai fondasi kedaulatan dan keberlanjutan bangsa tropis seperti Indonesia.
Judul: Jaringan CGU: Revolusi Pendidikan Koperasi Nasional Kerajaan Pandawa
Penulis: Prof. Agus Pakpahan
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas Info Penulis
Prof. Agus Pakpahan memimpin IKOPIN University sejak 29 Mei 2023 untuk periode 2023–2027. Ia dikenal sebagai ekonom pertanian yang menaruh perhatian pada penguatan ekosistem perkoperasian dan tata kelola kebijakan publik.

Di bawah kepemimpinan Agus Pakpahan, IKOPIN mendorong kemitraan strategis dan pembenahan tata kelola kampus, termasuk menyambut inisiatif pemerintah agar IKOPIN bertransformasi menuju skema Badan Layanan Umum (BLU) di lingkungan Kemenkop UKM—sebuah langkah untuk memperkuat daya saing kelembagaan dan mutu layanan pendidikan. “Pendidikan yang berpihak pada kemajuan adalah jembatan masa depan,” demikian ruh visi yang ia usung.
Lahir di Sumedang, 29 Januari 1956, Agus Pakpahan menempuh S-1 di Fakultas Kehutanan IPB (1978) dan meraih M.S. Ekonomi Pertanian di IPB (1981). Ia kemudian meraih Ph.D. Ekonomi Pertanian dengan spesialisasi Ekonomi Sumber Daya Alam dari Michigan State University (1988). Latar akademik ini mengokohkan reputasinya di bidang kebijakan sumber daya alam, pertanian, dan pembangunan pedesaan. “Ilmu adalah cahaya; manfaatnya adalah sinar yang menuntun,” menjadi prinsip kerja ilmiahnya.
Kariernya panjang di pemerintahan: bertugas di Bappenas pada 1990-an, lalu dipercaya sebagai Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (1998–2002). Di tengah restrukturisasi, ia memilih mundur pada 2002—sebuah sikap yang tercatat luas di media arus utama.
Sesudahnya, Agus Pakpahan menjabat Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Agroindustri, Kehutanan, Kertas, Percetakan, dan Penerbitan (2005–2010), memperlihatkan kapasitasnya menautkan riset, kebijakan, dan bisnis negara. “Integritas adalah kompas; kebijakan adalah peta,” ringkasnya tentang tata kelola.
Sebagai akademisi-pemimpin, Agus Pakpahan aktif membangun jejaring dan kurikulum. Kunjungan kerja ke FEB UNY menegaskan orientasi penguatan kompetensi usaha dan koperasi, sementara di tingkat lokal ia melepas ratusan mahasiswa KKN untuk mengabdi di puluhan desa di Sumedang—mendorong pembelajaran kontekstual dan solusi nyata bagi masyarakat. “Belajar adalah bekerja untuk sesama,” begitu pesan yang kerap ia gaungkan pada kegiatan kampus.
Di luar kampus, kiprah Agus Pakpahan terekam dalam wacana publik seputar hutan, pertanian, ekonomi sirkular, dan perkoperasian—menginspirasi komunitas petani serta pemangku kepentingan untuk berinovasi tanpa meninggalkan nilai-nilai gotong royong.
Esai dan pandangan Agus Pakpahan di berbagai media bereputasi menunjukkan konsistensinya pada pembangunan yang adil dan berkelanjutan. “Kemajuan tanpa keadilan hanyalah percepatan tanpa arah; keadilan memberi makna pada laju,” adalah mutiara yang merangkum jalan pikirannya.












