MajmusSunda News – Bandung, 11 September 2025 – Saat ini kita memasuki bulan September, yang didisimbolkan dengan angka 9 pada tahun 2025. Melihat penanggalan atau kalender pada bulan September akan terjadi gerhana dua kali, yaitu pada 7 September dan 21 September. Dalam makna Jawa kuno dalam satu bulan terjadi dua kali gerhana bulan atau matahari yang terjadi pada 7 September 2025 disebut gerhana kembar dan memiliki makna dan simbol kejadian alam.
Kejadian gerhana bulan yang jatuh pada bulan memasuki purnama terang, namun terjadi gerhana bulan. Gerhana bulan merupakan peristiwa alam atau fenomena astronomi yang terjadi ketika bumi berada di antara matahari dan bulan, membuat cahaya matahari tidak dapat mencapai bulan secara utuh atau penuh karena terhalang oleh bayangan bumi. Dapat diartikan gerhana bulan total terjadi ketika cahaya matahari terhalang oleh bumi yang menuju ke bulan.
Pada 21 September 2025 terjadi gerhana matahari sebagian. Gerhana matahari merupakan keadaan atau posisi bulan akan melintas di depan matahari dan terjadi gerhana sebagian. Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi. Penentuan waktu dan tanggal terjadi merupakan hasil perhitungan berdasarkan astronomi bahwa Gerhana Bulan Total (GBT) terjadi pada 7 September 2025 dan Gerhana Matahari Sebagian (GMS) terjadi pada 21 September 2025. Kejadian Gerhana matahari dan bulan tersebut disebut kejadian gerhana kembar karena terjadi pada bulan September 2025.
Keadaan gerhana bulan dalam fase bulan atau posisi purnama artinya keadaan benda langit dalam kondisi matahari, bumi dan bulan dalam keadaan garis lurus atau sejajar. Adakah kondisi ini mempengaruhi kondisi gerak alam, kita manusia mahluk bumi patut waspada karena akan ada perubahan energi di bumi.
Keadaan gerhana matahari dan gerhana bulan merupakan simbol alam yang mempengaruhi zodiak alam kehidupan dan akan muncul momen tak terduga adanya penutupan, pencerahan atau gerak awal yang baru. Banyak muncul mitos-mitos di kebudayaan masyarakat dan hal mistik yang muncul di saat ada nya peristiwa gerhana.
Mitologi Jawa kuno tentang fenomena alam gerhana matahari dan gerhana bulan informasi turun menurun dan memilki pesan filosofis dan moral yang bertujuan untuk kebaikan. Mitos Jawa kuno penyebab terjadinya gerhana matahari dan bulan di karenakan matahari dan bulan di telan “Batara kala” mahluk raksasa sehingga bumi menjadi gelap. Apabila terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan masyarakat mengadakan upacara ritual untuk tujuan keselamatan. Ritualnya masyarakat keluar rumah, menyebut kata “ada gerhana” sambil memukul lesung, kentongan atau alat-alat yang mengeluarkan bunyi untuk menakuti Batara kala, agar bulan cepat dimuntahkan oleh Batara Kala
Matahari cepat dikeluarkan dari mulut yang menelan Matahari dan Bulan. Wanita hamil segera perut nya di baluri dengan abu dapur, telur ayam dibaluri abu dapur agar terhindar dari pengaruh energi gerhana bulan dan matahari menurut mitos Jawa kuno saat Batara Kala menelan matahari atau bulan terjadi bumi gelap dan terjadi gerak magnetis gravitasi yang mempengaruhi mahluk hidup di Bumi baik pada tumbuhan, hewan, dan manusia, dan mahluk tak kasad mata. Salah satu ritual tolak bala adalah membaluri dengan abu dapur dan membunyikan lesung dan alat yang mengeluarkan suara. Ritual tradisi budaya yang merupakan kearifan lokal sudah jarang kita temui.
Mengenai arti dan makna gerhana kita akan ungkap dari berbagai sudut pandang semoga dapat menjadi wahana pengetahuan kita. Makna alam yang dapat di baca pada peristiwa gerhana di bulan September 2025 dari beberapa ayat suci di antaranya:
Alquran surat Al-qiyamah ayat 7-9, pada ayat ini menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat, seperti Matahari yang bersatu dengan Bulan dan cahayanya sirna. Pemahaman ayat tersebut sama dengan arti Gerhana menurut Astronomi yang posisi Bumi berada di antara Matahari dan bulan sehingga kehilangan cahaya, artinya ada kegelapan, akankah peristiwa kiamat akan terjadi. Mungkinkah kiamat yang di maksud ada nya bencana alam seperti gempa, banjir, angin kencang, kecelakaan, bencana sosial, bencana akhlak, bencana moral dan lain-lain. Inikah yang disebut zaman kegelapan zaman manusia sudah kehilangan cahaya hati, di butakan dengan dunia berupa harta, jabatan dan kekuasan sehingga berbuat kerusakan di muka bumi dan menghalalkan secara cara, lupa aturan berbangsa dan bernegara, lupa akan aturan adat budaya dan hukum Tuhan.
Alquran surat Al-qashash ayat 81-82, menjelaskan bumi bergetar saat terjadi gerhana dan tentang orang yang mengingat dunia, akan di berikan kesenangan di dalam sementara, orang yang menginginkan akhirat akan di berikan kebaikan di sana. Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. Ayat ini memberikan peringatan kepada manusia yang haus akan dunia, seperti para pejabat presiden, mentri, DPR, MPR, kepala daerah dan semua manusia yang tidak puas dengan gaji, muncul tunjangan yang lain dengan angka yang besar yang membuat rakyat marah, mereka menari-nari di atas penderitaan rakyat yang dalam kesulitan, mereka bersenang-senang, mereka haus akan dunia hingga melakukan kerusakan dalam tatanan berbangsa dan bernegara. Akankah fenomena gerhana bulan dan gerhana matahari ini merupakan gerak alam hukuman manusia dan yang zalim, serakah, jahat dan mementingkan dirinya yaitu pejabat yang korupsi, pejabat haus kekuasan, semua manusia yang menyimpang dari kebenaran sehingga kehidupan penuh huru-hara di mana-mana.
Yesya 13:10, ayat yang memberi peringatan dan bertanda, “Karena bintang-bintang di langit dan gugusan-gugusannya tidak akan bercahaya, Matahari akan gelap pada waktu terbit dan Bulan tidak akan memancarkan cahaya.” Ayat ini memberi tanda peringatan berhari-hati waspada pada perubahan di bumi yang berada dalam kegelapan.
Saya sebagai penulis mendapatkan intuisi bahwa kita harus waspada dengan adanya gerhana kembar tersebut. Intuisi tersebut merujuk pada angka 9 yaitu waspada memasuki tanggal 9, Bulan 9, di Tahun 2025. Jika di maknai angka itu adakah 99 dan jumlah 2025 adalah 9. Angka 9 merupakan angka yang tertinggi, yang memilik makna wali, tua dan sempurna, jika perempuan mengandung di bulan ke 9 bayi sudah waktunya untuk di lahirkan. Intuisi bumi sudah tua, alam memberikan sinyal alam bumi sudah dalam kondisi siap untuk mengeluarkan peringatan yang bersimbol warna merah. Bulan merah, Gunung berapi merah, perang sengit dapat menumpahkan darah merah. Adakah makna angka 9 merupakan 9 kejadian di langit dan 9 kejadian di bumi. Jika kejadian itu kejadian peringatan alam kita manusia harus segera sadar diri dan waspada.
Dalam keilmuan astronomi gerhana kembar pada September menerangkan akan adanya kejadian terhadap benda-benda langit dan diungkapankan 9 kejadian, entah kebetulan atau memang ada hubungannya dengan angka 9 dari tanggal, bulan dan tahun hal itu terjadi, alam Allah yang lebih mengetahui.
Peristiwa langit langka atau 9 fenomena di bulan September menurut keterangan Astronomi yaitu Hujan Meteor Aurigip, Gerhana Bulan Total, Konjungsi Planet dan Oposisi Neptunus, Hujan meteor epsilon perseids, Konjungsi Bulan dan Venus, Konjungsi Bulan dan Yupiter, Gerhana Matahari Sebagian, Hujan Meteor Sextantip siang hari.
Dalam ramalan Jayabaya apabila terjadi gerhana kembar baik bulan ataupun gerhana matahari bertanda akan ada masa kegelapan yang diikuti bumi bergetar, rakyat kelaparan, pajak dinaikan dan macam-macam pajak yang di bebankan pada rakyat dan merupakan perubahan besar atas zaman yaitu runtuhnya zaman lama dan lahirnya zaman peradaban baru yang berkeadilan tinggi. Gerhana kembar merupakan tanda atau simbol kosmik, yaitu alam kegelapan hati dan perasaan manusia sehingga tatanan hidup berkehidupan penuh dengan ketidakadilan dan saat ini dan zaman yang kita hadapi adalah “Zaman Ketidakadilan”
Zaman ini akan di penuhi jiwa-jiwa angkara murka, serakah seperti monyet. Gerhana bulan dan matahari dimana bumi, matahari danbulan dalam keadaan sejajar, akankah perputaran kehidupan isi bumi ini akan di kembalikan sejajar.
Gerhana merupakan pintu portal yang dibuka, portal alam kegelapan dunia dan sangat memengaruhi kesadaran pada manusia. Kesadaran kolektif manusia untuk melakukan gerak perubahan dalam menutut keadilan artinya energi alam menuntut untuk keseimbangan dan keselarasan di bumi akan datang keadilan. Dengan keadilan maka kehidupan manusia dan semua mahluk akan ada dalam kebaikan, semua itu harus ada perubahan akhlak berupa bangkitnya kembali ajaran budi pekerti atau ajaran adat, adab, dan kebudayaan yang luhur dan ajaran suci agama.
Demikian intuisi alam dan makna dari berbagai pemaham kitab-kitab Tuhan dan pemahaman Jawa Kuno dari segi hasil kebudayaan leluhur semua berkolerasi yang memberikan peringatan pada kita manusia agar kembali pada tatanan kehidupan yang murni, suci berpatokan pada hukum alam semesta dan hukum Tuhan.
6 September 2025
YAYASAN SUNDA13BUHUN

Judul: September Gerhana Kembar Waspada
Penulis: Ambu Rita Laraswati (Budaya mati, Spiritualis, Pelukis)
Editor: Adrie Noor