Sugeng Pujiono, Dokter Hewan trah Gresik jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak di Bandung

Sugeng Pujiono, seorang yang inspiratif di di Tanah Pasundan

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Rabu (20/02/2025) – Berita “Sugeng Pujiono, Dokter Hewan trah Gresik  jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak di Bandung” Sugeng Pujiono adalah seorang dokter hewan yang “banting setir” menjadi pengusaha kopi luwak yang sukses.

Kecantikan dan keindahan Tanah Pasundan sudah diakui dan terkenal sejak dulu kala, sehingga budayawan, pastur dan psikolog Belanda  MAW Bouwer, mengatakan bahwa Tatar Pasundan ini dicipta ketika Tuhan sedang tersenyum.

Demikian pula Bandung sebagai ibukota Pasundan (Jawa Barat) dengan suasana alamnya yang sejuk dan nyaman, ditopang dengan pemandangan alamnya yang indah, serta masyarakatnya yang  someah hade ka semah sopan dan ramah kepada tetamu dan pendatang  juga dengan sejarah perjuangannya  yang panjang dan mendunia, membuat tempat ini semakin terasa nyaman dan betah untuk ditinggali siapa saja. Termasuk seorang dokter hewan lulusan (88) FKH Universitas Airlangga Surabaya, Sugeng Pujiono. Laki-laki kelahiran Gresik 20 November 1963 ini kepincut Si Jelita Ibukota Parahyangan dan menjadikannya sebagai  rumah utamanya , bukan rumah keduanya.

Gambar LKP
Gambar LKP (Sumber: google.com)

Sugeng yang selulusnya kuliah langsung bekerja di PT Sanbe Farma ini,   melihat   potensi SDA dan SDM di Bandung cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal, ”Apalagi dengan adanya kebudayaan Sunda yang kaya dan beragam, daerah ini memiliki peluang sangat besar untuk pengembangan usaha di bidang pariwisata, kuliner dan industri kreatif”, kata Sugeng ketika ditemui wartawan di Bandung.

Dan hal itu terus terekam di benaknya hingga satu waktu dia memutuskan untuk  undur diri saja dari tempat kerjanya, karena ingin mengembangkan usaha sendiri. Padahal jabatan terakhirnya di Sanbe Farma General Manager (GM). Tapi Sugeng tekadnya sudah  bulat ingin mandiri  mengembangkan usaha sendiri, dan ia yakin akan berhasil, karena  melihat banyaknya potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Bandung ini. Maka pada tahun 2013 Sugeng resmi keluar dari Sanbe Farma.

Dengan diawali riset  tentang luwak (Musang, orang Sunda menyebutnya Careuh) dia memulai usahanya di kawasan Cikole Lembang , tepatnya di Jl. Nyalindung No.9 Kampung Babakan Ds. Cikole Kec. Lembang,  Kabubaten Bandung Barat (KBB) –  Jawa Barat .

Ternyata pilihannya tepat,   sekarang  usaha kopi luwaknya ‘Kopi Luwak Cikole’  berkembang pesat , pemasarannya hingga ke 80 negara.

Disana kita bisa menyaksikan seluruh proses bagaimana kopi luwak dihasilkan, dari mulai hewan luwak /careuh yang memakan buah kopi  merah (matang) lalu diproses dalam perutnya  dan dikeluarkan, dibersihkan, dikupas , dikeringkan,  digiling,  dihaluskan sampai  diseduh disajikan.

Pelanggan atau pasar  Kopi Luwak hasil produksinya  pun tidak main-main, mayoritas dari luar negeri,( 70% luar negeri -30% dalam negeri).  “Ini dari kami buka tahun 2012 sampai sekarang alhamdulilah masih eksis. Dari jumlah luwak 200 ekor  produksi kopinya hampir 400 kg / bulan, dan kopi  luwak ini saya jual cukup mahal  harganya 3,5 juta/kg hingga  4 juta perkilonya, “ kata Sugeng sambil mengucap syukur.

“Pasar terbanyaknya dari Timur Tengah terutama Arab Saudi , Uni Emirat Arab, Qatar,  kalau Asia Jepang, China sama Korea Selatan. Sisanya Eropah Barat, Spanyol, Belanda, Inggris, Jerman itu pasar besar kami. Kebetulan ada 80 negara yang sudah minum kopi saya, “ katanya bangga.

Tak puas dengan itu,  Sugeng juga membuat rumah makan Sunda dan shop coffee  ‘Citroe  Coffe’ di Jalan Gandapura No. 33  Bandung dan sukses diminati para wisatawan, umum, dan kaum milenial. Sekarang ‘Citroe Coffe’ dan  ‘LKP Citroe’ (Citroe Akademi),  dikelola  putranya Mario Puji Satrianto.

Sumbangsih Untuk Bandung

Tak hanya  mengejar keuntungan semata, Sugeng juga mengadakan pelatihan-pelatihan gratis dengan nama lembaga ‘LKP Sugeng Sejahtera’, yang sengaja ia dirikan dengan niat membantu pemuda – pemudi,  remaja yang secara ekonomi belum beruntung.  Selain program mandiri LKP Sugeng Sejahtera pun bekerjasama dengan kemendikbudristek (saat itu) mengadakan  PKW (Program Kecakapan Wirausaha)

“Jadi kami punya dua program, yaitu pelatihan gratis secara mandiri dengan dana CSR dari Kopi Luwak dan yang sekarang taun 2023 ini Program Kecakapan Wirausaha(PKW) yang lulusannya  wajib  jadi pengusaha karena kita bekali dengan alat-alat lengkap buat usaha seperti mesin alat barista lengkap yang dikasih secara cuma-Cuma. Program PKW di LKP Sugeng Sejahtera ini sebenarnya pertama berlangsung taun 2022 dan bulan Mei-Juni 2023 kemarin angkatan kedua  di tahun 2023  dengan jumlah peserta 25 orang, serta  angkatan ketiga (Oktober-November) ada 40 orang peserta, dan taun 2024  LKP Sugeng Sejahtera kembali dipercaya pemerintah terkait untuk melaksanakan Program Kecakapan Wirausaha bidang Barista.

Dengan adanya program  pemerintah (PKW) yang memberdayakan anak-anak muda di seluruh Indonesia , Sugeng pun  ikut memanfaatkannya dengan memberdayakan putra-putra Jawa Barat lewat pelatihan-pelatihan yang dijalankan lembaganya  di kawasan Cikole Lembang. Pelatihnya Ia sendiri dibantu para junior dan timnya para instruktur yang sudah punya sertifikat dan pengalaman.

Hasilnya Sugeng pun berhasil melahirkan murid-murid yang ahli di bidangnya, sudah ribuan yang jadi pengusaha mandiri dan  tersebar di dalam dan luar negeri.

Karena selama di Kopi Luwak begitu gigih dan rajin mengajar anak-anak muda hingga sukses menjadi ahli dan bisa usaha mandiri, Sugeng dipercaya ikut mengawal   pembuatan “Kurikulum Barista” di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudirstek tahun 2020-2022, juga ditetapkan sebagai Pilot Model Kopi Luwak  satu-satunya di Indonesia oleh kementerian pertanian (2015).

“Saya mulai coba usaha taun 2011 terjun usahanya  2012 lalu saya mundur, baru taun  2013 saya terjuni lagi. Nah di tahun 2014-2015  itulah alhamdulilah  saya dipercaya ikut mengawal peraturan menteri pertanian tentang cara produksi kopi luwak yang benar. Dari cara produksi kopi luwak menggunakan hewan luwak yang animal welfare (hewannya sejahtera kebutuhan hidup alaminya terpenuhi), maka  lahirlah Permentan No.37  Tahun 2015 nah saya ada di situ selama 2 tahun itu” kata Sugeng, yang usai itu dianugerahi  Piagam Penghargaan  sebagai Inovator Pengembangan Kopi Luwak  di Indonesia oleh Menteri Koperasi dan UKM RI (2019).

Intinya, Pelatihan Barista ini bagi Sugeng adalah  ibadah dalam rangka menciptakan sumber daya  manusia generasi muda Indonesia yang lebigh mandiri, berkarakter, berdaya saing dan bermanfaat buat dirinya, keluarga dan sesamanya.

Sugeng menegaskan ia ingin mengabdi pada masyarakat , Niat itu sudah tercetus sejak jaman kuliah dan menjadi Ketua Senat dan Alhamdulillah  kesampaian juga di Bandung,  Jawa Barat.

Di kampusnya Sugeng memang seorang aktivis, dia juga seorang mahasiswa mandiri, bisa cari duit sendiri, punya bimbingan tes  bimbel  (bimbingan belajar) untuk siswa SMA .  Dari situlah Alumni Berprestasi  Universitas Airlangga (10 November 2012) dan Alumni Berprestasi Fakultas Kedokteran  Hewan  Universitas Airlangga  (10 Desember 2017) ini berpikir kelak harus bisa membantu orang-orang yang belum mampu seperti dirinya, tapi dengan cara memberi pancing bukan ikannya, melalui pemberdayaan. Dan semua itu bisa terwujudkan di Kota Bandung, bukan di tempat lain dan berasil dengan sukses hingga usaha Kopi Luwaknya dikenal dan diminati 80 negara. Semua itu sebagai sumbangsih kepada Bandung dan Jawa Barat  yang  selama 30 tahun menjadi tempat hidup dan menghidupi keluarganya, sesuai motto hidupnya dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung dan harus bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

“Karena  30 tahun saya hidup di sini, saya dapat rejeki disini di Bandung, di Jawa Barat,  saya kembalikan ke masyarakat Jabar  yang membutuhkan,  karena saya tidak bisa bagi-bagi uang, saya hanya bisa bagikan ilmu tenaga dan pikiran, “  tandasnya.

Sebagai orang yang sudah menjadi bagian dari warga Bandung dan Jawa Barat (Sunda),  Sugeng mengajak kita  untuk tetap memperhatikan dan menjaga  sumber daya alam dan tradisi masyarakat Sunda agar jangan sampai terbengkalai dan hilang musnah. Karena semua itu anugerah Tuhan dan warisan para karuhun yang harus terus dilestarikan untuk kesejahteran kita,  anak – cucunya. Apalagi dengan maraknya alih fungsi lahan yang serampangan hingga sawah, kebun dan hutan jadi lahan perumahan, kantor, pabrik dan industri lainnya.

Jika melihat opisi ini kata Sugeng,  penting bagi generasi mudanya mempertimbangkan opsi keluar daerah atau  luar negeri untuk menimba ilmu atau bekerja, membuka wawasan dan pengalaman baru dalam memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang ada di tatar Sunda ini.

“Cara lainnya adalah mengembangkan usaha berbasis pada sumber daya alam dan budaya Sunda dalam mendukung pelestarian sumber daya alam dan budaya Sunda, serta yang tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan program pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dari berbagai keterampilan bagi generasi mudanya untuk membangun kampung halaman tercinta, “ demikian pungkas suami Elisabeth SE, dan Ayahnya Felisia Puji Ambarwati SH,  dan Mario Puji Satrianto ini sambil menyeruput Kopi Luwaknya, kelihatannya nikmat sekali.

***

Judul: Sugeng Pujiono, Dokter Hewan trah Gresik  jadi Pengusaha Sukses Kopi Luwak di Bandung
Jurnalis: Asep GP
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *