Raja dalam Simfoni Rasa

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Ilustrasi simfoni rasa (Sumber: Bing Image Creator AI)

MajmusSunda News, Minggu (29/12/2024)  Artikel berjudul “Raja dalam Simfoni Rasa” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Saudaraku, begitu mendarat di Bandara Pangkal Pinang,  di Pulau Bangka, yang segera terendus adalah aroma si raja buah. Selepas santap sore di kedai kopi Tung Tau, ditemani rekan Widie dan Romo Shieuw Ping, Kami pun segera berburu durian cumasi di kawasan Sungai Liat.

Dalam bias lembayung senja, di tepi alun-alun kota, durian bersemayam, anggun dalam duri-duri tajamnya. Ia bukan sekadar buah, melainkan puisi yang dirangkai oleh alam. Kulitnya keras, seperti benteng yang melindungi harta karun di dalamnya. Namun, begitu ia dibuka, dunia seakan berhenti, menyambut aroma yang memabukkan, melayang di udara, mengundang rindu yang tak terelakkan.

Dagingnya lembut, bagai sutra yang mencair di lidah. Rasanya adalah simfoni—manis, gurih, dengan jejak pahit yang menggoda. Setiap gigitan adalah perjalanan, membawa jiwa menelusuri hutan tropis yang lebat, tempat durian tumbuh dengan keangkuhan dan kebijaksanaan.

Durian adalah keberanian, melawan prasangka dan melampaui batas rasa. Ia mengajarkan kita untuk membuka hati, menyelami yang tak biasa, dan menemukan kelezatan yang abadi.

Durian, bukan hanya buah. Ia adalah cerita, keajaiban yang ditulis oleh tangan alam, untuk dinikmati dengan penuh penghormatan.

***

Judul: Raja dalam Simfoni Rasa
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Prof. Yudi Latif
Prof. Yudi Latif – (Sumber: beritaenam.com)

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *