Korelasi atau Regresi Kemajuan Koperasi dan Kemajuan Negara: Bukti Empiris Peran Koperasi untuk Pembelajaran

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.

Mini market
Ilustrasi: Aktivitas perdagangan di sebuah toko serba ada - (Sumber: Bing Image Creator AI)

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Rabu (12/03/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Korelasi atau Regresi Kemajuan Koperasi dan Kemajuan Negara: Bukti Empiris Peran Koperasi untuk Pembelajaran” ini ditulis oleh: Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S., Anggota Dewan Pini Sepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS) dan Rektor IKOPIN University Bandung.

Kemajuan koperasi berkaitan dengan kemajuan suatu negara.  Walaupun hasil analisis yang disampaikan belum memberikan gambaran hubungan  sebab-akibat, tetapi gambaran relasional sudah cukup memberikan informasi penting bagi para pengambil keputusan yaitu dengan diketahuinya ada hubungan kuat antara kemajuan koperasi dengan kemajuan suatu negara.

Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S.
Prof. Dr. Ir. H. Agus Pakpahan, M.S. – (Sumber: MajmusSUnda.id)

Langkah selanjutnya adalah tinggal mengelola hubungan tersebut  untuk mendapatkan kaitan sebab-akibat yang memadai.  Dalam  tulisan ini kita mulai menggali pengetahuan hubungan korelasi atau regresi antara kemajuan koperasi dengan kemajuan negara.

1, Korelasi Koperasi dan Kemajuan Negara

Temuan Utama

Amerika Latin (Bank Dunia, 2019):

  • Korelasi 0,6 antara kepadatan koperasi (per 10.000 penduduk) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
  • Koperasi berkontribusi pada peningkatan akses pendidikan dan kesehatan.

Uni Eropa (ILO, 2021):

  • Kontribusi koperasi >5% terhadap PDB berkorelasi dengan skor inklusi sosial 20% lebih tinggi (r = 0,55).

Asia (UNESCAP, 2020):

  • Korelasi lemah-sedang (r = 0,45) antara partisipasi koperasi dalam ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, dipengaruhi kebijakan impor dan iklim.

Faktor Penguat Korelasi:

  • Regulasi Pro-Rakyat (misal: Jerman, Kanada): Korelasi mencapai 0,65.
  • Literasi Koperasi & Teknologi: Adopsi digital meningkatkan korelasi ke 0,7.

Perbandingan dengan Korelasi Lain:

  • Pendidikan vs. Pendapatan: r = 0,5–0,7 (setara koperasi vs. kemajuan negara).
  • Rokok vs. Kanker Paru: r = 0,8–0,9 (lebih kuat, tetapi konteks berbeda).

Faktor

  • Dampak pada Korelasi
  • Kualitas Regulasi
  • Negara dengan UU koperasi pro-rakyat (misal: Jerman, Kanada) punya korelasi lebih tinggi (r ≈ 0,65).
  • Tingkat Pendidikan
  • Literasi koperasi dan manajemen meningkatkan korelasi (r +0,1–0,2).
  • Infrastruktur Digital
  • Koperasi yang mengadopsi teknologi memiliki korelasi lebih kuat dengan pertumbuhan ekonomi (r ≈ 0,7).

2. Analisis Regresi: Dampak Koperasi

Studi Kasus

Ethiopia (Abebaw & Haile, 2013):

  • Keanggotaan koperasi pertanian meningkatkan pendapatan rumah tangga 18–25%.
  • Akses kredit koperasi menambah 12% pendapatan.

Uni Eropa (ERIC, 2017):

  • Kenaikan 1% kontribusi koperasi ke PDB meningkatkan pertumbuhan ekonomi 0,2%.
  • Efek pekerjaan koperasi signifikan di Eropa Timur.

Global (ILO, 2018):

  • Peningkatan 10% keanggotaan koperasi mengurangi ketimpangan (Gini) 1,3 poin.
  • Lembaga keuangan koperasi lebih efektif di negara berkembang.

3. Kausalitas vs. Korelasi: Negara maju mungkin lebih mudah kembangkan koperasi, bukan sebaliknya.

4. Fragmentasi Data: Tidak semua negara memiliki rekam data koperasi yang sistematis.

5. Implikasi untuk Indonesia

Estimasi Korelasi: 0,4–0,5 (sedang), berpotensi ditingkatkan melalui:

Regulasi Pro-Koperasi: Perkuat UU Koperasi untuk akses modal dan teknologi.

Pendidikan & Literasi: Integrasikan prinsip koperasi dalam kurikulum pendidikan.

Digitalisasi: Dorong koperasi mengadopsi fintech dan platform digital.

Kebijakan Inklusif: Fokus pada koperasi sebagai alat pengurangan kesenjangan (Gini Indonesia: 0,38 pada 2023).

Tantangan:

Dengan basis pengetahuan bahwa koperasi apabila dikembangkan dengan benar berkorelasi atau berdampak positif terhadap pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan: Bagaimana mempersiapkan pengembangan 70.000 Koperasi Desa Merah Putih?

Kesimpulan

Koperasi berkorelasi positif dengan kemajuan negara (r = 0,5–0,7) dan berdampak signifikan pada pertumbuhan inklusif, terutama di bidang:

  • Peningkatan pendapatan rumah tangga (bukti di Ethiopia).
  • Pengurangan ketimpangan (bukti global ILO).
  • Percepatan pertumbuhan ekonomi (kontribusi ke PDB).

Rekomendasi:

Untuk Indonesia:

Penguatan ekosistem koperasi

  1. regulasi,
  2. pendidikan,
  3. teknologi

Dapat menjadi strategi pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan. Oleh karena itu, pengembangan 70.000 Koperasi Desa Merah Putih merupakan tantangan konstitusionalitas,  loyalitas, intelektualitas, dan kapabilitas Indonesia dalam melaksanakan perintah Pasal 33 UUD ‘45 menuju Indonesia Emas 2045.

***

Sumber: Conversation with DeepSeek

Judul: Korelasi atau Regresi Kemajuan Koperasi dan Kemajuan Negara: Bukti Empiris Peran Koperasi untuk Pembelajaran
Penulis: Agus Pakpahan
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *