Visi Renaisans Nusantara

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Ilustrasi Republik Indonesia sebagai Nusantara - (Sumber: Bing Image Creator AI)

MajmusSunda News, Senin (06/2/2025) – Artikel berjudul “Visi Renaisans Nusantara” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS) serta Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Indonesia adalah raksasa yang tertidur lelap ditimang kelimpahan alam ibu pertiwi, yang dinanti segera bangkit sebagai pengukir peradaban agung. Renaisans Nusantara, sebuah visi rekonstruksi peradaban yang bertumpu pada penguatan modal kultural sebagai fondasi utama.

Indonesia berintegritas, laksana cermin yang memantulkan kejujuran dan kemuliaan. Setiap anak bangsa menjunjung tinggi nilai luhur, tertib hukum, dan kepercayaan yang kokoh antarsesama, antarlembaga, dengan keandalan tata kelola, sehingga tercipta masyarakat bersih, terpercaya dan berkeadaban.

Indonesia berkualitas, seperti intan terasah sempurna. Pendidikan dan pengetahuan menjadi sokoguru, melahirkan generasi unggul berkarakter, mencapai versi terbaik dari diri dan bangsa, bermartabat dan berpengaruh di dunia, siap menghadapi tantangan zaman dengan percaya diri.

Indonesia setara, ibarat pelangi beraneka warna dengan warna dasar sama putih. Setiap individu dari segala asal-usul memiliki kedudukan sama di depan hukum dan kesempatan sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi negeri.

Indonesia makmur, bagai ladang subur yang menghasilkan panen melimpah. Dengan etos kerja keras dan cerdas, sumber daya alam dan manusia dikelola secara arif, kreatif dan inovatif, memastikan kesejahteraan yang berkeadilan bagi seluruh rakyat.

Indonesia harmonis, layaknya orkestra yang memainkan simfoni indah. Kehidupan sosial damai sentosa tercipta dari jalinan humanis, empati, dan kolaborasi, seraya mampu memadukan cerlang tradisi dan inovasi. Menjadikan tenunan persatuan dalam perbedaan dan rajutan tradisi-inovasi sebagai sumber keelokan, kecemerlangan dan ketahanan bangsa.

Indonesia hijau berketahanan dan berkelanjutan, serupa hutan lebat yang menjadi paru-paru dunia. Kelestarian lingkungan dijaga dengan bijak dan cakap, memastikan alam tetap asri dan sumber daya terkelola secara berkesinambungan dan berkeadilan bagi generasi mendatang.

Itulah Indonesian dream. Dengan modal kultural, visi Renaisans peradaban Nusantara bukan sekadar lamunan, tetapi bisa menjadi kenyataan. Mari kita wujudkan mimpi itu dengan itikad, keringat dan munajat, demi Indonesia jaya dan bahagia.

***

Judul: Visi Renaisans Nusantara
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Prof. Yudi Latif
Prof. Yudi Latif – (Sumber: beritaenam.com)

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *