MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/11/2024) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul Sepenggal Catatan Dibalik Buku “From Persia to Tarumanagara: Mewujudkan Kembali Peradaban Kanal” ini ditulis oleh: Ratu Raja Okki Jusuf Judanagara, M.Sc., M.M., Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Proses pembuatan buku berjudul “From Persia to Tarumanagara: Mewujudkan Kembali Peradaban Kanal” ini diawali dengan mimpi tentang kehidupan sebuah kerajaan pada masa lalu. Aku terinspirasi oleh sebuah peradaban yang dibangun oleh pemimpin masa lalu dengan segala keterbatasan, tetapi mampu menciptakan sebuah mahakarya di dunia ini pada ribuan tahun yang lalu.
Mimpi itu membuat aku terusik dan penasaran. Lalu kulanjutkan dengan pencarian informasi tentang peradaban yang pernah dibangun beberapa ratus tahun berikutnya oleh para pemimpin di Tanah Sunda yang juga merupakan leluhurku. Aku berkeinginan untuk membuktikan apakah yang telah mereka capai pada masa itu?
Apa yang aku lakukan itu tentunya bukan karena ingin penghargaan atau keuntungan saja, tetapi ingin menemukan kebesaran Allah Swt yang tunjukkan melalui makhluk ciptaan-Nya berupa mahakarya yang berguna untuk umat manusia di dunia.
Berdasarkan prinsip tersebut, izinkan aku mewujudkan kembali karya sang pencipta mahakarya tersebut yaitu berupa sebuah Peradaban Kanal yang akan berguna dalam waktu panjang. Sinar Illahi akan membimbing dan menyinari kita untuk bekerja bersama, apakah itu aku, dirimu, leluhur maupun para malaikat. Ketika sinar itu semakin kuat, kita akan menemukan siklus sebuah peradaban yang berulang.
Kita bisa melihat pada Pembangunan seperti Panama Kanal atau yang dikenal dengan sebutan “Terusan Panama” yang bertujuan untuk itu. Terusan Panama ini terletak di negara Panama yang menghubungkan Samudra Atlantik di sebelah utara dengan Samudra Pasifik di sebelah selatan.
Panama Kanal merupakan salah satu saluran air buatan paling strategis di dunia yang dibangun di Tanah Genting Panama, yaitu jalur sempit yang membelah Amerika Utara dan Amerika Selatan. Sebelum ada kanal ini, semua kapal harus berlayar hingga 40.000 kilometer untuk mengelilingi Tanjung Harapan di ujung Amerika Selatan. Dengan adanya kanal ini, kapal-kapal hanya perlu menempuh jarak sekitar 82 kilometer.
Menurut data di Smithsonian Center/Pusat Kajian Panama Kanal, adanya kanal tersebut mampu membuat negeri Panama berhasil menekan angka kemiskinan hingga 20%. Jelas hal ini terbukti bahwa keberadaan kanal tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di di sekitar wilayah itu karena air adalah sumber kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.
Jadi, pesan-pesan dari Maharaja Purnawarman sangat jelas menyiratkan kepada kita semua, bagaimana pentingnya membangun sebuah kanal, seperti yang pernah dibangun oleh sang Raja pada 1600 tahun yang lalu sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat yang berdampak naiknya income mereka secara signifikan dan dapat menurunkan angka kemiskinan.
Menurutku, setidaknya ada 12 sektor bidang kehidupan yang berpengaruh positif (keuntungan) dari ekonomi berbasis kanal (canalnomic) yaitu: 1) Investasi; 2) Teknologi; 3) Transportasi; 4) Energi; 5) Pariwisata; 6) Agriculture; 7) Pendidikan; 8) Keagamaan; 9) Komunitas; 10) Kebudayaan; 11) Perdagangan, dan; 12. Peradaban.
Aku berharap suatu hari nanti kita akan melihat negeri ini terbebas dari penderitaan dan kemiskinan, serta berlimpah kekayaan alam yang diurus oleh manusia berhati mulia dan berjiwa kuat. Sejahtera dalam ketersediaan pangan, perdagangan yang terbina, keamanan yang terjamin, dan armada perang yang kuat, di mana moral manusia ada pada titik terbaiknya. Dapat kita bayangkan situasi yang aman dan sejahtera, seperti yang diimpikan oleh seluruh umat manusia.
Aku mendedikasikan karya tulis ini untuk masyarakat Nusantara dan berharap pemikiranku yang tertuang dalam rangkaian kisah dalam buku ini akan sangat berguna sebagai tantangan bagi semua orang dalam menciptakan sebuah mahakarya.
Ucapan terima kasih kuberikan kepada: ayahku yang kusayangi, almarhum Prof. Dr. Jusuf Amir Feisal Judanagara; Prof. Dr. Ginanjar Kartasasmita, penasihatku yang kuhormati; almarhum H. Adji Mohammad Solehuddin II, Sultan Kutai Kartanegara ke-XX yang kucintai; Feony Eizabeth, Ferozi Cornelis, dan Fernando Maxmillian, putra-putriku yang kucintai dan kujaga, dan; Team of Technical Consultant: Lapi ITB, Scott Willson, Price Waterhouse Coopers, Witteveen en Bos, Techint Italimpianti, dan Thyssen Krupp & Mercuria. (R.R. Okki Jusuf Judanagara)
***
Judul: Sepenggal Catatan Dibalik Buku “From Persia to Tarumanagara: Mewujudkan Kembali Peradaban Kanal”
Penulis: R.R. Okki Jusuf Judanagara
Editor: Jumari Haryadi