MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Sabtu (14/06/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Profesionalisme Perum Bulog” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Pemaknaan profesionalisme Bulog merujuk pada kemampuan dan komitmen Bulog sebagai lembaga pangan nasional untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan efektif, efisien, dan transparan. Ini mencakup beberapa aspek penting seperti pengelolaan pangan yang efektif. Bulog harus mampu mengelola stok pangan, terutama beras, dengan baik untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di pasar.

Selanjutnya, pengadaan dan penyaluran yang transparan. Bulog harus melakukan pengadaan dan penyaluran pangan dengan transparan, akuntabel, dan bebas dari praktik korupsi. Kemudian, pelayanan yang prima. Bulog harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, termasuk petani, pedagang, dan konsumen, dengan memastikan ketersediaan pangan yang memadai dan harga yang stabil.
Bahkan bisa juga berkaitan dengan inovasi dan adaptasi. Bulog harus mampu berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, termasuk perubahan cuaca, harga pasar, dan kebutuhan masuarakat. Bulog sangat penting untuk dapat membaca pergerakan tanda-tanda jaman yang tengah menggelinding.
Persoalannya adalah apakah selama ini Perum Bulog telah memperlihatkan profesionalismenya ? Jujur diakui, jika diamati dari berbagai kiprah yang dijalani, Perum Bulog telah menunjukkan profesionalisme dalam beberapa aspek, seperti pertama pengelolaan stok pangan. Bulog berhasil mencapai stok cadangan beras pemerintah tertinggi dalam 57 tahun terakhir, yaitu 4 juta ton pada Mei 2025.
Ini menunjukkan kemampuan Bulog dalam mengelola stok pangan dengan baik. Kedua, penyerapan gabah dan beras. Bulog telah melakukan penyerapan gabah dan beras dari petani dengan baik, mencapai 1,8 juta ton tanpa impor dari Januari hingga Mei 2025. Ini menunjukkan komitmen Bulog dalam mendukung program swasembada pangan.
Ketiga, kerja sama dengan pihak lain. Bulog telah bekerja sama dengan TNI dan KTNA untuk mengoptimalkan penyerapan gabah dan beras, serta dengan Dinas Pertanian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Keempat, transparansi dan akuntabilitas. Bulog telah menunjukkan transparansi dalam pengadaan dan penyaluran pangan, seperti penyaluran bantuan pangan beras 20 kilogram kepada 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat.
Namun, perlu diingat bahwa profesionalisme Bulog masih dapat ditingkatkan dalam beberapa aspek, seperti pengawasan dan evaluasi. Bulog perlu terus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap program-program yang dijalankan untuk memastikan efektivitas dan efisiensi.
Lalu, peningkatan kapasitas gudang. Bulog perlu terus meningkatkan kapasitas gudang untuk menampung stok pangan yang terus meningkat. Juga pengembangan sistem logistik. Bulog perlu terus mengembangkan sistem logistik yang lebih baik untuk memastikan penyaluran pangan yang lebih efisien.
Dalam perkembangannya ke depan, Bulog masih alan dihadapkan pada rintangan dan tantangan yang cukup pelik. Tantangan yang dihadapi Bulog untuk menjadi lebih profesional mencakup beberapa aspek, antara lain adanya keterbatasan infrastruktur. seperti gudang dan fasilitas penyimpanan, dapat menghambat kemampuan Bulog dalam mengelola stok pangan dengan efektif.
Kemudian, fluktuasi harga gabah dan beras dapat mempengaruhi kemampuan Bulog dalam melakukan pengadaan dan penyaluran pangan dengan stabil. Lalu, ketergantungan pada Impor beras dapat mempengaruhi kemampuan Bulog dalam mengelola stok pangan nasional dan meningkatkan ketahanan pangan.
Praktik korupsi dan penyimpangan dalam pengadaan dan penyaluran pangan dapat mempengaruhi kemampuan Bulog dalam menjalankan tugasnya dengan profesional dan efektif. Begitu pun dengan perubahan iklim dapat mempengaruhi produksi pangan dan ketersediaan stok pangan, sehingga Bulog perlu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Bahkan keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan pangan dapat mempengaruhi kemampuan Bulog ketika menjalankan tugasnya dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Bulog perlu melakukan beberapa hal, seperti meningkatkan kapasitas gudang dan fasilitas penyimpanan untuk menampung stok pangan yang lebih besar. Penting pula meningkatkan transparansi dalam pengadaan dan penyaluran pangan untuk mengurangi praktik korupsi dan penyimpangan.
Bisa juga meningkatkan kerja sama dengan pihak lain, seperti petani, pedagang, dan pemerintah daerah, untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan stabilitas harga. Atau meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim dan kondisi pasar untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil.
Perum Bulog tentu akan lebih mampu meningkatkan profesionalisme, sekiranya berbagai hal yang diungkap dalam tulisan diatas, dapat diwujudkan dengan baik. Bagaimana pun juga, profesionalisme Perum Bulog merupakan kebutuhan yang tak boleh ditawar-tawar lagi.
***
Judul: Profesionalisme Perum Bulog
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi