MajmusSunda News, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024) – Artikel dalam Rubrik “SEJARAH” berjudul Persahabatan Galuh Wretikandayun – Kalingga Maharani Sima dan Lahirnya Sempakwaja Danghyang Batara Guru ini ditulis oleh: Agung Ilham Setiadi.
Setelah mendirikan Kerajaaan Galuh untuk memperkuat kerajaannya yang lepas merdeka atau berpisah dari Tarumanagara yang saat itu yang menjadi rajanya Tarusbawa.
Raja Galuh Wretikandayun mengikat persahabatan Kerajaan Kalingga. Ikatan Kerajaan Galuh terjalin kuat pada saat Raja Kartkeyasinga bertahta di Kalingga (648-674 M).
Raja Kartkeyasinga dari Permaisuri Ratu (Maharani) Sima punya dua anak yang sulung perempuan bernama Parwati sedangkan yang bungsu bernama Narayana
Untuk mempererat persahabatan, Wretikandayun lewat tali perkawinan putra mahkota Galuh, Amara yang terkenal dengan nama Mandiminyak ditikahkan dengan putra Mahkota Kalingga Dewi Parwati.
Sang Rajaresi Galuh Wretikandayun diberi umur panjang. Wretikandayun Sang Maha Raja Galuh yang Agung sejaman dengan lima raja yang bertahta di Tarumanagara hingga sampai ke penguasa Tarumanagara lainnya, dari Sang Sudawarman, Sang Nagajayawarman dan Sang Linggawarman (666-669 M).
Raja Kendan sendiri masih menjadi bawahan Kerajaan Tarumanagara. Raja-raja Tarumanagara itu pernah jadi jungjunannya selama kurun 58 tahun
Dalam buku Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa) Drs Yoseph Iskandar menjelaskan dari permaisuri Candraresmi (Manawati, dalam CP Pwah Bungatak Mangale-ngale), Wretikandayun dikarunai anak tiga, putra cikal lahir 620 M, tidak dikenal nama kecilnya, namun setelah dewasa karena giginya tanggal (ompong) maka dikenal dengan nama Sempakwaja.
Kelak menjadi Rajaresi guru pertama di Galunggung dengan gelar Danghyang Batara Guru. (Ia dijodohkan dengan Pohaci Rababu).
Lalu yang kedua lahir tahun 622 M, dikenal dengan nama Jantaka atau Resi Wanayasa atau Ranghyang Kidul, setelah dewasa ia menderita penyakit kemir atau hernia. (Kelak menjadi raja resiguru di Denuh/ Tasikmalaya selatan). Sedangkan yang bungsu Amara atau Mandiminyak (624 M).
Kelak meneruskan tahta kerajaan Galuh ayahnya Wretikandayun sekaligus putra mahkota Galuh. Sang Wretikandayun dikaruniai umur panjang usia 111 tahun.
Ia wafat tahun 702 M, sebagai penggantinya jatuh ke putra bungsu juga putra mahkota Mandiminyak.
Disisi lain Mandiminyak sebelum menggantikan ayahnya di Galuh, Sang Mandiminyak telah menjadi penguasa di Kalingga Utara.
Dari mertuanya Maharani Sima yang wafat tahun 695 M. Mandiminyak bersama istrinya Parwati mendapat warisan menjadi penguasa di Kalingga Utara yang lebih dikenal dengan nama Bumi Mataram (695-716 M)