Optimisme Berkeringat

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Ilustrasi hari yanng cerah sebagai semangat untuk tetap optimis - (Sumber: Bing Image Creator AI)

MajmusSunda NewsSenin (10/2/2025) – Artikel berjudul “Optimisme Berkeringat” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat dan Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS) serta Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Saudaraku, cuaca kebatinan di langit jiwa bangsa ini diliputi kabut pesimisme, dengan cadangan oksigen kepercayaan yang menipis. Kekuatiran akan kembalinya megakrisis mengharuskan kita menyongsong masa depan dengan optimisme mata terbuka (realistis), bukan dengan pesimisme atau optimisme buta.

Kita harus tetap menjaga sikap hidup positif karena pemikiran negatif tak akan membawa kebaikan. Warisan sejarah perjuangan bangsa mengajarkan bahwa setiap krisis mengandung peluang untuk mengembalikan kualitas dan kesejatian kita. Penyair Arab mengatakan, “Betapa banyak jalan keluar yang datang setelah kepahitan dan betapa banyak kegembiraan datang setelah kesusahan. Siapa berbaik sangka kepada Pemilik Arasy akan memetik manisnya buah dari pohon berduri.”

Namun, optimisme tersebut haruslah bersifat realistis bahwa kegembiraan tak datang dengan sendirinya tanpa dijemput, tanpa diperjuangkan dengan pengorbanan. Dalam tumpukan sampah kekotoran yang melanda bangsa, diperlukan senyawa jutaan titik embun untuk bisa jadi gelombang penyucian najis.

Sebagai citra Tuhan, manusia seyogianya memandang hidup secara positif. Setiap pribadi tercipta istimewa dengan misi kepahlawanannya masing-masing. Kita harus berprasangka baik pada desain pelayanan Tuhan, karena Tuhan akan bereaksi sesuai prasangka itu. Dalam hadis Qudsi disebutkan, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku, maka ia bebas berprasangka apa saja kepada-Ku.”

Prasangka baik pada Tuhan akan mengembangkan sikap positif pada hidup dan sesama. Bahwa pemikiran dan tindakan baik tak akan berbuah keburukan, begitu pun pemikiran dan tindakan buruk tak akan berbuah kebajikan.

Keberhasilan bukan tanpa rintangan. Setiap pejuang sejati menyadari, hidup bukanlah tanpa kesulitan dan ujian, dan bahwa kemenangan hidup terletak pada keberhasilan mengarungi ujian. Dalam sebuah hadis dikatakan, “Ketahuilah bahwa pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran dan jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan.”

Prasangka baik akan melahirkan optimisme. Dalam optimisme, setiap momen Istimewa, setiap ujian, tangga kenaikan derajat. Timbullah hasrat merebut hari ini, memberi makna bagi hidup dan meraih bahagia bersama.

***

Judul: Optimisme Berkeringat
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang penulis

Prof. Yudi Latif adalah seorang intelektual terkemuka dan ahli dalam bidang ilmu sosial dan politik di Indonesia. Pria yang lahir Sukabumi, Jawa Barat pada 26 Agustus 1964 ini tumbuh sebagai pemikir kritis dengan ketertarikan mendalam pada sejarah, kebudayaan, dan filsafat, khususnya yang terkait dengan Indonesia.

Prof. Yudi Latif
Prof. Yudi Latif – (Sumber: beritaenam.com)

Pendidikan tinggi yang ditempuh Yudi Latif, baik di dalam maupun luar negeri, mengasah pemikirannya sehingga mampu memahami dinamika masyarakat dan politik Indonesia secara komprehensif. Tidak hanya itu, karya-karyanya telah banyak mengupas tentang pentingnya memahami identitas bangsa dan menguatkan nilai-nilai kebhinekaan.

Sebagai seorang akademisi, Yudi Latif aktif menulis berbagai buku dan artikel yang berfokus pada nilai-nilai kebangsaan dan Islam di Indonesia. Salah satu karya fenomenalnya adalah buku “Negara Paripurna” yang mengulas konsep dan gagasan mengenai Pancasila sebagai landasan ideologi dan panduan hidup bangsa Indonesia.

Melalui bukunya tersebut, Yudi Latif menekankan bahwa Pancasila adalah alat pemersatu yang dapat menjembatani perbedaan dan memperkokoh keberagaman bangsa. Gagasan-gagasan Yudi dikenal memperkaya wacana publik serta memperkuat diskusi mengenai kebangsaan dan pluralisme dalam konteks Indonesia modern.

Di luar akademisi, Yudi Latif juga aktif dalam berbagai organisasi, di antaranya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Indonesia. Melalui perannya ini, ia berusaha membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sebagai ideologi negara. Komitmennya dalam mengedepankan nilai-nilai kebangsaan membuatnya dihormati sebagai salah satu tokoh pemikir yang berupaya menjaga warisan ideologi Indonesia.

***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *