Lima Pengarang dari Lima Daerah Memperoleh Hadiah Sastra “Rancagé” Tahun 2025

Berdasarkan hasil pertimbangan juri, pemenang Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Sunda adalah buku kumpulan cerpen berjudul "Anggota Déwan Ngagantung Manéh" karya Hidayat Soesanto

Suasana acara Bincang-Bincang "Membangkitkan Kembali Pemikiran-Pemikiran Ajip Rosidi" - (Sumber: AZM)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (31/01/2025) – Bertempat di Gedung Perpustakaan Ajip Rosidi, Jln. Garut No 2 Bandung. Étti RS, Ketua I Yayasan Kebudayaan Rancagé, membacakan hasil keputusan juri Hadiah Sastra Rancagé tahun 2025.

Hadiah Sastra ini disampaikan setelah acara Bincang-Bincang “Membangkitkan Kembali Pemikiran-Pemikiran Ajip Rosidi yang membahas salah satu pemikiran besar Ajip Rosidi yang telah berupaya untuk membangkitkan kembali bahasa, nilai budaya, dan karakter manusia yang rancagé (kreatif) dan mandiri yang digali dari warisan sastra zaman bihari (dahulu), sebelum masyarakat terkooptasi oleh masyarakat lain pada zaman kamari (kemarin) untuk mengembangkan kebudayaan zaman kiwari (hari ini).

Pada bincang-bincang ini, hadir  Teddi Muhtadin, yang menulis tentang Renaisans Sunda, menganalisis konsep-konsep yang melandasi pemikiran Ajip Rosidi tersebut, dengan pemantik diskusi Cecep Burdansyah, dengan peserta yang cukup banyak, diantaranya hadir Ernawan S. Koesoemaatmadja, Avi Taufik dan Prof. Chye Retti Isnendes dari Majelis Musyawarah Sunda (MMS), ana-anak dari Ajip Rosidi, para budayawan, sastrawan termasuk juga hadir Saut Poltak Tambunan selaku sastrawan Batak yang bebera kali memperoleh penghargaan, menjadikan suasana bincang-bincang menjadi menarik.

Prof. Chye Retti Isnendes bersama anak hungsu Ajip Rosidi
Prof. Chye Retti Isnendes dari Majelis Musyawarah Sunda (MMS) bersama anak hungsu Ajip Rosidi
Prof. Chye Retti Isnendes bersama Avi Taufik dari Majelis Musyawarah Sunda (MMS) - (Sumber: AZM)
Prof. Chye Retti Isnendes bersama Avi Taufik dari Majelis Musyawarah Sunda (MMS) – (Sumber: AZM)

Menanggapi bincang-bincang diatas, Ernawan S. Koesoemaatmadja sangat menyambut baik acara ini, dan menyampaikan ada 2 orang yang diidolakan yakni Sutan Syahrir dan Ajip Rosidi.

“Orang banyak yang tidak tahu kalau Ajip Rosidi yakni integritas. Saya melihatnya dari sisi psikologis. Tidak ada orang Sunda yang sebesar Beliau, berani mengkritik pemerintah. Ada 3 (Tiga) unsur yang dimiliki oleh Kang Ajip Rosidi 1) Kolaborator yang baik; 2) Kominakator yang baik; dan yang ke 3) Penyedia Jasa yang baik karena menolong teman-temannya untuk bisa hidup,” Ujar Ernawan.

Pemenang Hadiah Sastra Rancagé Tahun 2025

Etty RS menyampaikan bahwa keputusan ini merupakan ringkasan dari laporan pertanggung jawaban juri. Sebelumnya Etty RS menyampaikan bahwa Sampai tahun ini, Rancagé telah 37 kali memberikan hadiah sastra secara konsistén, terus-menerus setiap tahun tanpa terputus.

“Selagi masih ada karya sastra berbahasa daerah yang terbit, kami akan terus memberikan hadiah ini meskipun dengan berbagai keterbatasan,” ujar Etti RS.

Etty RS juga menyampaikan bahwa Yayasan Kebudayaan Rancagé  juga terus membenahi formula yang tepat agar hadiah sastra Rancagé dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Berbagai perubahan mungkin akan terjadi di tahun-tahun mendatang.

Asep Zaenal Mustofa, Pimpinan Perusahaan MajmusSunda News bersama Etty RS - (Sumber: AZM)
Asep Zaenal Mustofa, Pimpinan Perusahaan MajmusSunda News bersama Etti RS – (Sumber: AZM)
Ernawan S. Koesoemaatmadja
Tampak Ernawan S. Koesoemaatmadja dari Majelis Musyawarah Sunda (MMS) yang hadir dalam acara Bincang-Bincang “Membangkitkan Kembali Pemikiran-Pemikiran Ajip Rosidi” – (Sumber: AZM)

“Tahun 2025 ini kami akan menelaah situasi kesusastraan di berbagai daerah yang mencakup kepenulisan dan kualitas karya, regenerasi, media dan penerbitan, serta hal-hal lain yang bersinggungan dengan bahasa daerah,” ujar Etti RS.

Etty RS menyampaikan bahwa tahun ini ada lima daérah yang memenuhi kritéria untuk dinilai dalam Hadiah Sastera Rancagé 2025, yaitu sastra Sunda, Jawa, Bali, Batak, dan Lampung. Adapun buku-buku dalam sastra Madura dan Banjar belum ada yang memenuhi syarat untuk diberi hadiah tahun ini.

“Semoga di tahun-tahun mendatang lebih banyak lagi karya sastra yang terbit dalam berbagai bahasa daerah,” ujar Etti RS.

Selain hadiah sastra, sebagaimana yang kami janjikan sebelumnya, mulai Tahun 2025 akan diadakan kembali hadiah untuk mereka yang berjasa mengembangkan sastra daerah. Namun, pada tahun ini kami baru memberikannya kepada pegiat sastra Sunda. Untuk daerah lainnya mudah-mudahan bisa dilaksanakan pada tahun depan.

Ketua I Yayasan Kebudayaan Rancagé, Étti RS
Ketua I Yayasan Kebudayaan Rancagé, Étti RS saat membacakan hasil keputusan juri Hadiah Sastra Rancagé tahun 2025 – (Sumber: AZM)

Pada Tahun 2025 ini, buku yang dinilai oleh juri untuk Hadiah Rancage sebanyak 54 judul, terdiri atas 16 judul karya sastra Sunda, 17 judul karya sastra Jawa, 14 judul karya sastra Bali, 4 judul karya sastra Batak, dan 3 judul karya sastra Lampung. Tahun ini tidak ada Hadiah Samsudi karena jumlah buku yang kami terima belum memenuhi kriteria.

Pertama, Sastra Sunda. Ada tiga nominé Hadiah Sastera Rancagé 2025 untuk sastera Sunda, yaitu (1) novel Asmarandana Liwung karya Aam Amilia; (2) kumpulan cerita pendek Si Sipus karya Deni A. Fajar, dan (3) kumpulan cerita pendek Anggota Déwan Ngagantung Manéh karya Hidayat Soesanto.

Berdasarkan hasil pertimbangan juri, pemenang Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Sunda adalah:

Judul: Anggota Déwan Ngagantung Manéh
Genre: Kumpulkan cerita pendek
Pengarang: Hidayat Soesanto
Penerbit: Geger Sunten, Bandung, 2024.

Kedua, Sastra Jawa. Karya sastra Jawa yang masuk nomine berjumlah 4 judul, yaitu (1) Pincuk Garing ‘Pincuk Kering’ karya Tulus S; (2) Wayang Tanpa Dhalang ‘Wayang Tanpa Dalang’, antologi puisi karya Mas Gampang Prawoto, (3) Kembang Paésan ‘Bunga Hiasan’, antologi cerita pendek karya Sriyati S Sastroprayitno; dan (4) Dalan Sidhatan ‘Persimpangan Jalan’, antologi puisi karya St. Sri Emyani

Berdasarkan       pertimbangan   atas        karya     yang      dinilai,   ditetapkan pemenang Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Jawa adalah:

Judul: Dalan Sidhatan (Persimpangan Jalan)
Genre: Antologi puisi
Pengarang: St. Sri Emyani
Penerbit: Sembilan Mutiara Publishing, Trenggalek, 2023.

Ketiga, Sastra Bali. Ada 10 buku yang dinilai sebagai nominasi, terdiri atas 1 buku drama, 5 antologi cerpen, 4 antologi puisi.

Berdasarkan pertimbangan atas karya yang dinilai, Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Bali adalah:

Judul: Renganis
Genre: Kumpulan puisi
Pengarang: Komang Sujana
Penerbit: Pustaka Ekspresi, Tabanan, Bali, 2024

Keempat, Sastra Batak. Berdasarkan berbagai pertimbangan, karya yang dinilai, ditetapkan penerima Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Batak adalah:

Judul:Parhuta – Huta Do Hami
Genre: Kumpulan cerpen
Pengarang: Panusunan Simanjuntak
Penerbit: Selasar Pena Talenta, 2024

Kelima, Sastra Lampung.

Berdasarkan pertimbangan atas 3 judul karya yang dinilai, ditetapkan penerima Hadiah Rancagé 2025 untuk sastera Lampung adalah:

Judul: Minan Lela Sebambangan; Selusin Cerita Buntak
Genre: Kumpulan cerpen
Pengarang: Udo Z. Karzi
Penerbit: Pustaka LaBRAK, 2024

Keenam, Hadiah Jasa. Hadiah jasa adalah bentuk penghargaan dari Yayasan Kebudayaan Rancagé kepada individu atau lembaga yang berjasa dalam pengembangan bahasa dan sastra daerah. Hadiah jasa diberikan sejak tahun 1990, tetapi terhenti tahun 2018. Mulai tahun 2025, panitia akan memberikan kembali hadiah tersebut.

Etti RS, Ernawan S. Koesoemaatmadja, Saut Poltak Tamunan, Asep Zaenal Mustofa bersama Para Peserta Bincang-bincang.
Etti RS, Ernawan S. Koesoemaatmadja, Saut Poltak Tamunan, Asep Zaenal Mustofa bersama Para Peserta Bincang-bincang – (Sumber: AZM)

Adapun penerimaan penghargaan jasa tahun 2025 untuk sastera Sunda adalah Us Tiarsa (lahir di Bandung, 1 April 1941).

Us Tiarsa telah mengabdikan hidupnya pada sastera Sunda secara konsisten, lebih dari 60 tahun. Selain sebagai pengarah, ia juga adalah wartawan, redaktur media, aktor teater dan film, serta aktif dalam berbagai organisasi. Pada tahun 2023 dan 2024, ada puluhan pengarang Sunda yang menerima penghargaan dari pemerintah pusat.

Namun, Us Tiarsa rupanya luput dari pengamatan sehingga ia tidak mendapatkan penghargaan tersebut, padahal ia masih terus menulis sampai saat ini.

“Para pemenang Hadiah Sastera Rancagé dan penghargaan jasa akan mendapatkan penghargaan berupa piagam, dan uang tunai sebesar Rp 7.500.000. Adapun acara penyerahan hadiah akan diumumkan kemudian,” Ujar Etti RS.

***

Judul: Lima Pengarang dari Lima Daerah Memperoleh Hadiah Sastra “Rancagé” Tahun 2025
Jurnalis: Asep Zaenal Mustofa/Etti RS
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *