MajmusSunda News, Jakarta, (29/12/202) – Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menegaskan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan paling banyak terjadi di sepanjang tahun 2024.
Ubaid Matraji menjelaskan berdasarkan data, ada 42 persen kasus kekerasan seksual yang terjadi di sepanjang tahun 2024.
“Ternyata tahun 2024 ini paling banyak laporan kekerasan ya, 42 persen. Itu adalah laporan kekerasan tentang kekerasan seksual, itu nomor satu,” kata Ubaid Matraji di Jakarta Pusat, Jumat (29/12/2024).
Setelah kekerasan seksual, kasus lainnya yang banyak terjadi di tahun 2024 kata Ubaid, adalah perundungan atau bullying dan yang terakhir kasus terbanyak adalah intoleransi.
Ubaid mengingatkan, bullying adalah salah satu dari tiga dosa besar dunia pendidikan yang diperhatikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) 2019-2024 Nadiem Makarim.
“Sehingga ketika 2024 ini masih banyak yang menemukan kasus kekerasan seksual dan perundungan, berarti kita bisa katakan bahwa dosa besar pendidikan yang di-state oleh Mas Menteri Nadiem itu diwariskan kepada menteri yang baru,” kata Ubaid.
Tentunya tandas Ubaid ini menjadi concern kita bersama bagaimana supaya di 2025 dosa besar pendidikan ini tidak kembali diwariskan dan bisa diatasi dengan baik.
Sementara jika dilihat dari korbannya, imbuh Ubaid, korban kekerasan seksual paling banyak dialami oleh perempuan dengan data menunjukkan 97 persen korban adalah perempuan. Sebaliknya, kasus bullying paling banyak dialami oleh laki-laki yakni sebesar 82 persen, sementara perempuan sebesar 18 persen.
“Jadi ada korban laki-laki kekerasan seksual itu ada, tapi cuma 3 persen. Tapi 97 persen korbannya adalah perempuan, berbeda dengan kasus perundungan. 82 persen adalah laki-laki, sementara 18 persen perempuan,” tutur Ubaid.
Secara keseluruhan, JPPI juga mencatat ada 573 kasus kekerasan yang terjadi di sekolah di sepanjang tahun 2024. Ubaid mengtkan angka itu meningkat lebih dari 100 persen dibandingkan kasus kekerasan yang terjadi di tahun 2023.
“(Tahun) 2023 (Ada) 285 kasus yang kami terima tetapi di 2024 sampai 573 kasus. Artinya, peningkatannya bisa sampai lebih dari 100 persen,” tuturnya.
Ubaid juga mencatat adanya tren kenaikan jumlah kasus kekerasan yang terjadi di sekolah sepanjang mulai dari tahun 2020 hingga 2024.
“Sejak kami buka kanal pengaduan melalui website, IG dan di media, itu tahun 2020, itu sampai 2024. Ini kok datanya terus naik ya,” kata Ubaid.
Judul: JPPI: Kekerasan Seksual di Dunia Pendidikan Sepanjang 2024 Paling Banyak Capai 42 Persen
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS