Jalan Karakter

Artikel ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif

Menyuapi ibu sakit
Ilustrasi: Seorang anak remaja sedang memberi makan ibunya yang sedang sakit merupakan salah satu contoh manusia yang berkarakter - (Sumber: Arie/BJN)

MajmusSunda News, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (09/10/2024) – Artikel dalam Kolom Yudi Latif berjudul “Jalan Karakter” ini ditulis oleh: Prof. Yudi Latif, Anggota Dewan Pinisepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

JALAN KARAKTER

Saudaraku, kita terlampau lumrah membayangkan apa yg kita harapkan dari kehidupan; sampai-sampai kita lupa mempertanyakan apa yang diharapkan kehidupan dari kita.

Karena tak pandai meraba apa yang diharapkan kehidupan dari diri kita, kita terus menjalani kehidupan dengan ukuran-ukuran kelaziman orang lain. Kita cenderung melakukan apa saja yang orang/bangsa lain lakukan (mentalitas konformis); atau menuruti apa saja yang dikehendaki orang/bangsa lain yang menyuburkan mentalitas pecundang dan totalitarian.

Prof. Yudi Latif
Prof. Yudi Latif – (Sumber: beritaenam.com)

Karena menjadikan org lain dan kelaziman sebagai ukuran keberhasilan, kita lebih memburu kesuksesan dengan menaiki tangga karir yang terpandang di mata orang, ketimbang kesediaan melakukan pendalaman diri dalam perjuangan moral jadi manusia berkarakter.

Tak segan mengambil jalan pintas demi kedudukan dan penghidupan sehingga kehidupan publik kita hanya mengenali dua pertanyaan: siapa yang menang dan apa untungnya? Nyaris tak menghiraukan pertanyaan: siapa dan apa yang benar?

Untuk menjadi manusia berkarakter, setiap orang harus kenal diri, percaya diri, dan punya pendirian. Tak cukup mengandalkan kekuatan diri demi memburu kesuksesan, tetapi juga harus punya keberanian menghadapi kelemahan diri.

Manusia berkarakter punya kepercayaan diri karena berjangkar pada fundamen yang kuat. Dalam bidang intelek, mereka memiliki keyakinan tentang kebenaran hakiki. Dalam emosi, mereka tertambat dalam jaring cinta tak bersyarat. Dalam tindakan, mereka memiliki komitmen permanen terhadap tugas berkelanjutan tanpa pamrih kedudukan.

Dengan percaya diri, manusia berkarakter menyadari bahwa setiap pribadi itu istimewa dan setiap keistimewaan diri itu memiliki jalan moralnya sendiri untuk mengemban tugas tertentu sebagai darma pengabdian bagi kehidupan.

Meski begitu, manusia berkarakter juga rendah hati. Sesakti apapun kehebatan pribadi, hanyalah percik kecil dari ketakbertepian jagad raya. Setiap pribadi laksana satu huruf dalam deretan abjad yang mengukir satu karakter istimewa. Betapapun dahsyatnya nilai penting setiap karakter, tidaklah bermakna tanpa berjejaring dengan huruf lain membentuk kata dan kalimat bersama.

Maka, jadilah  bibit unggul individualitas di atas tanah sosialitas yang subur.

(Belajar Merunduk).

***

Judul: Jalan Karakter
Penulis: Prof. Yudi Latif
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *