Hebatnya Guyana Memenuhi Tujuh Kategori Utama Pangan Jika Terjadi Krisis Pangan

oleh: Ir. Entang Sastraatmadja

MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Selasa (17/06/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Hebatnya Guyana Memenuhi Tujuh Kategori Utama Pangan Jika Terjadi Krisis Pangan” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).

Apa jadinya jika perdagangan pangan dunia tiba-tiba berhenti total? Dalam simulasi krisis global yang memutus rantai impor dan ekspor pangan antarnegara, hanya satu negara di dunia yang diperkirakan mampu bertahan secara mandiri yakni Guyana. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Food dan dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Göttingen (Jerman) dan Universitas Edinburgh (Skotlandia) menganalisis tingkat swasembada pangan dari 186 negara.

Ir. Entang Sastraatmadja, penulis – (Sumber: tabloidsinartani.com)

Hasilnya menunjukkan bahwa hanya Guyana, negara kecil di Amerika Selatan dengan populasi sekitar 800.000 jiwa, yang bisa mencukupi kebutuhan domestiknya dalam tujuh kategori utama pangan. Ke- tujuh kategori utama pangan tersebut mencakup(1) daging, (2) susu, (3) ikan, (4) buah-buahan, (5) sayuran, (6) pangan bertepung (beras, jagung, kentang), dan (7) kacang-kacangan, biji-bijian.

Selain itu, Guyana memiliki beberapa kehebatan yang patut disebutkan seperti sumber daya alam melimpah. Guyana memiliki sumber daya air yang melimpah dengan banyak sungai dan air terjun, termasuk Air Terjun Kaieteur yang merupakan air terjun curah tunggal terbesar di dunia berdasarkan volume.

Selanjutnya keanekaragaman budaya. Guyana memiliki budaya yang beragam dengan pengaruh dari Afrika, India, Amerindian, Inggris, Portugis, Cina, Kreol, dan Belanda. Ini tercermin dalam bahasa, agama, dan tradisi masyarakatnya.

Kemudian, potensi ekonomi besar. Guyana telah mengalami transformasi ekonomi sejak penemuan minyak mentah pada 2015 dan pengeboran komersial pada 2019. Negara ini diperkirakan akan menjadi salah satu produsen minyak per kapita terbesar di dunia pada tahun 2030.

Lalu, Guyana memiliki keindahan alam yang luar biasa dengan hutan hujan yang lebat, dataran tinggi, dan pegunungan. Negara ini juga memiliki beberapa gunung tertinggi di wilayah Amerika Selatan, seperti Gunung Roraima.

Dan Guyana pun memiliki sejarah yang kaya dengan peninggalan kolonial Belanda dan Inggris. Negara ini juga memiliki beberapa situs sejarah penting, seperti kota Georgetown yang merupakan ibukota negara.

Di sisi lain, Perdagangan pangan yang berhenti total dapat memiliki dampak signifikan pada ketersediaan pangan dan harga di pasar. Berikut beberapa kemungkinan dampaknya:
1. Kelangkaan pangan. Perdagangan pangan yang berhenti total dapat menyebabkan kelangkaan pangan di pasar, terutama jika produksi lokal tidak mencukupi kebutuhan penduduk.

2. Peningkatan harga. Kelangkaan pangan dapat menyebabkan peningkatan harga pangan, yang dapat mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli pangan.
3. Kerentanan pangan. Perdagangan pangan yang berhenti total dapat meningkatkan kerentanan pangan, terutama bagi masyarakat yang rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan kondisi kesehatan tertentu.

4. Dampak ekonomi. Perdagangan pangan yang berhenti total juga dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan, terutama bagi negara yang sangat bergantung pada impor pangan. Pertanyaan kritisnya adalah setiap negara telah memikirkan dan mencarikan jalan keluar terbaiknya ?

Dalam situasi seperti ini, pemerintah dan lembaga terkait perlu mengambil langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan pangan dan stabilitas harga, seperti :
1. Mengoptimalkan produksi lokal. Meningkatkan produksi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

2. Mengatur distribusi pangan untuk memastikan bahwa pangan tersedia di pasar dan dapat diakses oleh masyarakat.
3. Mengimplementasikan kebijakan harga untuk mengendalikan harga pangan dan memastikan bahwa pangan dapat diakses oleh masyarakat.

Sekarang, bagaimana dengan negara kita ? Apakah Indonesia akan mampu seperti Guyana ? Ah, rasanya tidak ! Sampai sekarang, baru beras yang sudah mampu berswasembada. Sedangkan daging terekam masih haris diimpor dari produsen daging dunia, khususnya daging sapi. Begitu pun dengan kedele, gula konsumsi dan bawang putih.

Hal ini menandakan, bila terjadi penutupan perdagangan pangan secara total, dapat dipastikan, negara kita akan menghadapi masalah yang cukup serius dan tidak bakal mampu bertahan seperti negara Guyana. Oleh karena itu, semangat Pemerintahan Prabowo yang berkendak untuk mewujudkan swasembada pangan, merupakan kebijakan yang perlu didukung sepenuh hati.

Semoga jadi percik permenungan kita bersama.

***

Judul: Hebatnya Guyana Memenuhi Tujuh Kategori Utama Pangan Jika Terjadi Krisis Pangan
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *