MajmusSunda News, Ujungberung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (3/22025) Pimpinan Seni Benjang Pusaka Gelar Putra Asep Dede Mulyana menuturkan, kesenian benjang ini memiliki filosofi habluminallah dan habluminannas.
Habluminallah imbuh Asep ada di benjang helaran dan benjang topeng karena berhubungan filosofi manusia dengan tuhannya. Kalau benjang gulat itu habluminannas, hubungan manusia dengan manusia yaitu silaturahmi.
Benjang gelut, bukan bela diri gaya bebas. Aturannya hampir sama dengan gulat, namun benjang gelut lebih ketat.
“Acara ini digelar sebagai kegiatan silaturahmi antar kampung meskipun dengan cara olahraga full body contek,” tutur Asep.
Peserta benjang gelut ini datang dari penonton yang datang. Sebelum para penonton melakukan aksi bela diri, mereka akan saling tantang menantang di tempat yang digunakan menjadi arena benjang gelut ini.
“Jadi masyarakat zaman dulu tahu, jika ada benjang mereka akan datang, siapa yang main? ya yang nonton, pertama akan ada seorang penonton yang ngibing (menari) ke tengah arena, orang yang ngibing ini secara tidak langsung siapa yang berani ke saya istilahnya menantang siapa yang berani dan yang nonton akan naksir, naksir di sini yakni ditimbang postur tubuh lawannya,” jelas Asep
Jadi kalau ada yang berani seorang masuk menari ke tengah lapang, tambah Asep, kalau keduanya buka baju berarti saling berani, kalau salah satu tidak berani, akan kembali tanpa membuka baju, sementara yang sudah buka banjir dia mencari lawan tanding lainnya. Buka baju itu istilah di benjang disebut di pesek, setelah ada yang berani masuk dan buka baju lalu bertarung.
Lalu bagaimana menentukan peserta yang menang dan kalah? Asep mengatakan, menang kalah dalam permainan ini bisa dilihat pertama apabila punggung seorang pemain benjang atau patandang benjang menyentuh tanah, jadi gimana caranya agar punggung si patandang ini mengenai tanah, jika ada yang menyentuh maka dinyatakan kalah.
“Tapi tidak boleh mukul, tidak boleh mengenai tanah dan tidak boleh menyakiti, yang boleh dipegang dari pinggang ke atas, pinggang ke bawah tidak boleh dipegang. Pukulan tidak boleh karena itu pelanggaran sangat fatal,” katanya.
Judul: Aturan Benjang Gelut, Asep: Memiliki Filisofi Habluminallah dan Habluminannas
Jurnalis: Agung Ilham Setiadi
Editor: AIS