MajmusSunda News, Kolom OPINI, Jawa Barat, Sabtu (24/05/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Penyimpanan Gabah ‘Any Quality’ : Ujian Berat Bagi Perum Bulog” ini ditulis oleh: Ir. Entang Sastraatmadja, Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat dan Anggota Forum Dewan Pakar Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Paling tidak, ada lima alasan penting, mengapa Perum Bulog menyerap gabah petani yang bersifat ‘any quality’. Pertama untuk
meningkatkan ketersediaan pangan. Dengan menyerap gabah dari petani, Perum Bulog dapat meningkatkan ketersediaan pangan di pasar dan menjaga stabilitas harga.

Kedua untuk mendukung Petani. Perum Bulog menyerap gabah dari petani untuk mendukung mereka dalam menjual hasil panennya dan meningkatkan pendapatan mereka. Ketiga untuk mengoptimalkan sumber daya. Dengan menyerap gabah dengan berbagai kualitas, Perum Bulog dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada dan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan pangan.
Keempat untuk mengantisipasi krisis pangan. Perum Bulog menyerap gabah untuk mengantisipasi krisis pangan dan menjaga ketersediaan pangan di pasar. Keluma untuk meningkatkan kualitas. Perum Bulig juga dapat meningkatkan kualitas gabah dengan melakukan pengolahan dan pengeringan yang baik, sehingga dapat meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan.
Dalam sejarah penyerapan gabah, boleh jadi baru kali ini Perum Bulog melakukan penyerapan gabah petani dengan kualitas ‘any quality’. Sudah berpuluh-puluh tahun, Perum Bulog selalu menerapkan persyaratan kadar air dan kadar hampa dalam melakukan penyerapan gabah petani. Itu sebabnya, menyerap gabah ‘any quality’, merupakan ujian cukup berat bagi Perum Bulog.
Bagi Perum Bulog sendiri, kewajiban menyerap gabah petani dengan kualitas ‘any quality’, bukanlah hsl yang menggembirakan. Bukan saja hal ini melahirkan pekerjaan tambahan dalam proses penyimpanannya nanti, namun yang namanya gabah dengan beragam kualitas menyebabkan Perum Bulog cukup kesulitan untuk menghasilkan beras yang lebih berkualitas.
Pengalaman memberi bukti, bila Perum Bulog menyerap gabah dengan berbagai kualitas (any quality), beberapa masalah krusial yang mungkin timbul adalah kualitas beras yang rendah. Sekiranya Perum Bulig menyerap gabah dengan kualitas rendah, maka kualitas beras yang dihasilkan juga akan rendah, sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen.
Selain itu dapat menimbulkan kerusakan Beras. Gabah dengan kualitas rendah dapat lebih rentan terhadap kerusakan, sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi Perum Bulog dan konsumen. Biaya pengolahan yang tinggi merupakan masalah yang tak mungkin untuk dihindari. Gabah dengan kualitas rendah mungkin memerlukan biaya pengolahan yang lebih tinggi untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga dapat meningkatkan biaya produksi.
Lebih jauh lagi membuat kesulitan dalam pengelolaan*: Perum Bulog mungkin akan kesulitan dalam mengelola gabah dengan berbagai kualitas, sehingga dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas operasional. Dampak pada harga juga merupakan masalah yang harus dihadapi. Jika Petum Bulog menyerap gabah dengan kualitas rendah, maka harga beras yang dihasilkan juga dapat lebih rendah, sehingga dapat mempengaruhi pendapatan petani dan Perum Bulog.
Masalah lain, tentu terkait dengan risiko kontaminasi. Gabah dengan kualitas rendah dapat berisiko terkontaminasi dengan bahan-bahan asing atau pestisida, sehingga dapat mempengaruhi keamanan pangan. Atas gambaran demikian, Perum Bulig perlu mempertimbangkan kualitas gabah yang diserap untuk memastikan bahwa beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi.
Dihadapkan pada kondisi seperti ini, sebetulnya ada beberapa jalan keluar untuk mengatasi masalah yang timbul bila Perum Bulig menyerap gabah dengan berbagai kualitas. Yang pertama kali ditempuh, perlu adanya pengembangan sistem penggolongan gabah. Artinya, Perum Bulog dapat mengembangkan sistem penggolongan gabah berdasarkan kualitas, sehingga dapat memisahkan gabah dengan kualitas baik dan rendah.
Kemudian, pengadaan fasilitas pengeringan dan pengolahan. Perum Bulog dapat mengadakan fasilitas pengeringan dan pengolahan gabah yang baik untuk meningkatkan kualitas gabah dan mengurangi risiko kerusakan. Selanjutnya melakukan kerja sama dengan petani. Perum Bulog dapat bekerja sama dengan petani untuk meningkatkan kualitas gabah, seperti dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan tentang teknik budidaya dan panen yang baik.
Bisa juga dengan pengawasan kualitas. Perum Bulog dapat melakukan pengawasan kualitas gabah yang diserap untuk memastikan bahwa gabah yang diterima memiliki kualitas yang baik. Pengembangan teknologi pun dapat digarap. Perum Bulog dapat mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kualitas gabah dan mengurangi biaya pengolahan.
Terakhir, pengelolaan risiko. Perum Bulog dapat melakukan pengelolaan risiko untuk mengurangi dampak negatif dari penyerapan gabah dengan kualitas rendah. Dengan demikian, Perum Bulog dapat meningkatkan kualitas gabah yang diserap dan mengurangi risiko yang timbul, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional.
Penyimpanan gabah ‘any quality’ betul-betul sebuah pengalaman baru dan menarik bagi Perum Bulog. Banyak hal yang bisa dijadikan pengalaman, bagaimana mengelola gabah yang diserap tanpa persyaratan kadar air dan kadar hampa. Saat inilah Perum Bulog dituntut kepiawaian dan kehandalannya dalam menyimpan gabah agar tetap tahan lama dan tetap dapat dijadikan cadangan beras yang layak untuk dikonsumsi masyarakat.
Semoga menjadi bahan pencermatan kita bersama.
***
Judul: Penyimpanan Gabah ‘Any Quality’ : Ujian Berat Bagi Perum Bulog
Penulis: Ir. Entang Sastraatmadja
Editor: Jumari Haryadi