MajmusSunda News, Cimahi, Selasa (21/01/2025) – Pada Selasa, 21 Januari 2025, Mozi Design Institute menjadi tuan rumah acara bedah buku +/- 69 karya Marra Narayan, seorang mahasiswa semester 5 yang mencuri perhatian dengan karya keduanya. Buku ini tidak hanya menjadi bahan tugas ujian akhir mata kuliah mice stba yapari, tetapi juga memantik diskusi hangat seputar keberanian literasi, eksplorasi ide, dan kebebasan berekspresi.
Refleksi Keberanian dalam +/- 69
Dalam acara tersebut, Marra Narayan menjelaskan bahwa +/- 69 adalah gambaran keresahan dan pengalaman pribadinya, yang dituangkan melalui esai, puisi, dan cerita. Buku ini mengangkat sudut pandang positif dan negatif, khususnya mengenai tekanan pendidikan, hubungan dengan orang tua, serta stigma sosial yang menganggap berbeda itu aneh.
“Buku ini adalah bentuk protes saya terhadap apa yang dianggap normal. Saya ingin menunjukkan bahwa menjadi berbeda itu wajar dan justru menguatkan karakter kita sebagai manusia,” ungkap Marra.

Apresiasi dan Kritik dari Narasumber
Didin Tulus, seorang pakar marketing distributor, memberikan ulasan mendalam tentang buku ini. Menurutnya, +/- 69 adalah karya yang berani dan orisinil, meskipun ia menggarisbawahi bahwa judulnya perlu dipertimbangkan lebih matang agar tidak menimbulkan interpretasi negatif.
“Buku ini menantang pembaca untuk keluar dari zona nyaman. Tulisan Marra memiliki kekuatan untuk menggali cara berpikir yang berbeda, meski membutuhkan pembacaan berulang agar esensinya dipahami. Ini adalah bacaan wajib bagi mereka yang ingin menggali pikiran dan orisinalitas,” tutur Didin.
Sementara itu, Yoyo C. Abdurahman, seorang pemerhati seni, menyoroti sisi estetika dan filosofi +/- 69. Ia memuji visual seni pada cover biru gelap dan makna mendalam dari simbol +/- serta angka 69. Menurutnya, buku ini mencerminkan keseimbangan antara baik dan buruk, kebebasan dan keterikatan, serta kehidupan yang penuh paradoks.
“Marra menulis dengan kebebasan tanpa beban, mencerminkan jiwanya yang ingin menjadi dirinya sendiri. Buku ini adalah refleksi seni yang menginspirasi, meski terkadang melawan arus pemikiran umum,” kata Yoyo.
Buku yang Menggugah Pikiran dan Perasaan
Dalam pembahasan lebih lanjut, Yoyo menyebut bahwa buku ini merupakan “piece of art” yang mengajak pembaca untuk merenung, baik secara emosional maupun kognitif. Buku ini menyampaikan pesan bahwa hidup adalah pilihan, dan masa lalu memiliki peran penting dalam membentuk siapa kita hari ini.
Selain itu, +/- 69 juga dianggap sebagai karya eksperimental yang memadukan elemen sastra non-imajinatif dan imajinatif, dengan gaya penulisan yang jujur dan lugas.
Pesan untuk Generasi Muda Literasi
Acara ini diakhiri dengan pesan penting bagi generasi muda literasi. Didin Tulus menekankan pentingnya keberanian untuk menulis dan menghadapi tantangan dalam dunia literasi.
“Menulis adalah perjalanan melawan malas, bosan, dan tekanan sosial. Kita harus mendukung penulis muda seperti Marra untuk terus berkarya, bukan demi uang, tetapi demi menyuarakan jiwa mereka,” ujar Didin.
Dengan antusiasme dari para peserta, acara bedah buku *+/- 69* menjadi bukti bahwa karya sastra yang berani dan berbeda tetap memiliki tempat dalam dunia literasi, khususnya di Kota Cimahi. Ini juga menjadi langkah awal untuk melahirkan lebih banyak penulis hebat yang mampu menginspirasi generasi mendatang.
***
Judul: Menggali Keberanian Literasi: Bedah Buku +/- 69 Karya Marra Narayan di Mozi Design Institute
Jurnalis: Mochamad Rafiealdo Said
Editor: Dewi Sekar Uni